Bab 53 : 3rd and Last (2)

531 29 2
                                    

Happy reading Guys 😋
.
.
.

"Lo pikir gue nggak tau kalo lo nggak sendirian?" Gea menyeret Loli ke tepi jurang dengan sebuah pistol jenis Deagle yang terkenal mematikan karena daya rusaknya yang mampu meledakkan lawan. Ia berdiri di belakang Loli dan menodongkan pistol itu ke leher gadis yang terikat.

Mulut Loli masih terbungkam oleh lakban hitam. Ia hanya bisa meraung dengan bahasa yang sulit dipahami.

Gue yakin nih pasti ada kamera,
Sumpah deh,
Manusia jobless bin joness spesies apaan buat vlog kek ginian?

"Lo punya kata-kata terakhir?"

Loli mengangguk antusias seolah begitu banyak hal yang ingin ia katakan.

Sret!
Lagi-lagi lakban itu terenggut paksa dengan sangat kasar.

"Ooiii landak, pertengkaran rumah tangga macam apa ini? Ini mah kalah-kalah sinet alay negara berflower!"

"Cuma itu?"

"Bentar dulu, Geng! Setidaknya kasi gue penjelasan kenapa gue terlibat kek?! Masa gue nyampe alam kubur malah jadi arwah penasaran, gue gentayangin lo baru tau rasa lo!"

"Oh, Dokter. Kayaknya lo lebih tau soal ini." Gea menyungging senyum ke arah Adriyan yang masih berusaha mencari celah.

"..."

"Kenapa lo diem? Lo mau kepala bocah ini meledak?"

"Kalo gue tau, gue nggak nanya dulu pas mau kesini," timpal Adriyan jujur.

"Oh, gitu? Karena ini akhir riwayat dia, gue mau baik hati." Gea menekan mulut pistol ke leher Loli.

"..."

"Gue kan udah bilang kalo gue nggak pernah pergi. Gue selalu ada di sisi lo. Dan, lo pikir gue nggak tau apa yang lo omongin sama wanita itu di depan ruang kerja lo?"

Adriyan mengerutkan keningnya. Ia tentu tak menyadari maksud dari pernyataan Gea.

"Maksud lo apa?"

"Lo mau berjuang? Untuk apa? Untuk cewek yang bakal jadi mayat ini?"

Kedua mata Riyan membola. Ia akhirnya mengetahui apa yang dimaksud Gea. Itu adalah hari dimana ia berbicara kepada Rosita hingga hampir dipergoki oleh Lolita.

Adriyan pun bungkam. Ia tak tahu akan berbicara apa. Loli yang belum memahami apapun dengan jelas hanya bisa mendengarkan saja. Meski ia tahu bahwa itu jawaban dari pertanyaan Loli sebelumnya.

"Sebelumnya... Pas di mobil..." Loli terbata-bata. "Lo bilang lo yang nabrak gue setahun yang lalu. Itu... Kenapa? Kenapa lo lakuin itu?"

"Itu karena Adriyan nggak nurutin mau gue. Dia malah bawa lo tinggal di rumah orang tuanya buat berlindung."

Deg.

Bentar.
Ini sinkron banget sama mimpi aneh waktu lalu.
Enggak.
Itu bukan mimpi.
Jadi itu ingatan masa lalu lewat... Mimpi?

"Udah, ya. Gue males denger bacodan kalian. Lo tau gue nggak pernah main-main. Kalo gue nggak bisa dapetin lo, itu artinya dia juga nggak boleh. Gue bakal terjun sama dia setelah dia mati di tangan gue," ujar Gea cukup panjang dan meletakkan kembali lakban penutup mulut Lolita.

Seorang pria keluar dengan setelan rapi menuju Adriyan. Ia adalah seseorang yang diketahui bekerja di sebuah firma hukum yang sama dengan Dewi. Bahkan ia satu tim dengan kakak perempuan Adriyan. Dengan sorot hati-hati, Gea mengamati siapapun yang ada di hadapannya. Ia merasa tak perlu mempertimbangkan siapapun karena akan percuma. Bagaimanapun, hasil akhirnya adalah mereka berdua akan mati.

Nikah Lagi, yuk!Onde histórias criam vida. Descubra agora