Bab 40: Time to Focuss

352 26 1
                                    

I'm still trying to save a part of my heart.
Still trying to heal all the wounds that left behind.
Being drowned without any spaces to breathe.
But...
Allah helps me through those dark days.
Helps me moving up.
.
.
.
Happy reading...
.
.
.
___________________________________
______________________
___________
_____
_

Wake up!
Move up!

"Hey, lo bakal check up lagi? Berapa kali sehari?" Celetuk Rea penasaran.

"Dih, berapa kali sehari. Sebulan sekali woii.. Lo doain gue nginep disini lagi?" Dahi Loli berdenyut kesal.

"Haha, kalo gue jadi lho, gue bakal datang check up tiap sejam sekali. Abis dokternya bikin sembuh tanpa terapi, operasi dan injeksi. Yuhuuuu..." Rea menimpali dengan semangat 47.

"Mon maap nih, Loli nggak sebahaya lho, Re," cerocos Mita dengan segala kemustahilannya membela Loli yang kini mematung.

"King, kok lo gitu sih?" Loli menatap dengan kedua alis terangkat serempak.

"Gue kenapa?"

"Lo agak baik," timpal Loli beralasan.

"Yaelah. Emang muka gue simbol keiblisan?"

"Ngga. Lo cuman nggak cocok jadi orang baik aja," sahut Loli sambil mengusap pelan punggung sahabatnya. Mereka tertawa kecuali Mita.

"Demi oncom gondrong bikinan emaknya si gugun ompong, kita ini apa sih?"

"Bukan temen gue," sahut ketiganya cepat nan serentak.

.
.
.

Setiba di rumah, sesuai rencana, mereka berempat tadarusan bersama. Loli tersenyum sambil beberapa kali merasa terharu melihat sahabat-sahabatnya mulai beralih ke jalan yang benar.

"Guys, sejak kapan lo pada rencanain ini?"

"Sejak 5 bulan sebelum lo bangun, Lol," sahut Lina mantap.

"Iya, soalnya kita mendadak sadar kalo nggak ada yang tahu kapan babang Izroil bakal jemput kita," Rea menyela.

"Gue juga mikirnya kayak... Apa ya. Gue mendadak gusar dengan kegiatan monoton hidup gue. Kuliah, nugas, kuliah, nugas. Gitu aja terus sampai mampus. Gimana kalo hidup gue berakhir pas gue lagi mode jahat?" Seka Mita menengahi.

Gila sih.
Gue jadi mendadak bersyukur sama koma gue.
Akhirnya sahabat-sahabat gue udah agak waras.
Hiks...
Terharu akutu.

"Guys, buat proyek, yuks?" Loli tiba-tiba meluncurkan kata-kata yang membuat enam biji mata yang lain berpaku padanya.

"Proyek? Bangun apaan? Bangun candi? Atau bangun ruang?" Rea menanggapi. Kepekaan terhadap Matematikanya kambuh lagi.

"Ngga, bangun menara Aple!"

"Yaelah. Gue kira bangun rumah tangga sakinah mawaddah warohmah," sambut Mita cekikikan.

"Ih, Mon maap ini area orang jomblo. Eh, bentar. Lin, lo udah putusin pacar lo, kan?" Loli mendadak teringat investasi dosa sahabatnya.

Nikah Lagi, yuk!Where stories live. Discover now