Bab 52 : 3rd and Last

454 35 1
                                    

Happy reading Guys 😋
.
.
.

Hari ini check up terakhir gue.
Mak-nanya... Terakhir ketemu dia.
Haha.
Ini kan maunya gue.
Biar muponnya komplit,
Sekomplit udah rebon campur saus tomat sambal taugeh, apaan tuh?
Bodoamat.

"Ta, jangan keluar dari ruangan dokter Riyan sebelum mama datang kesana."

Yaelah si mama over protective banget si,
Kan akoh udah gede,
Calon mahasiswa S2 nih,
Anak ayam aja baru netes langsung dikasi lari ke got,
Elah apa hubungannya?
Bodoamat lah.

"Iya, Ma."

Rosita mengantar putrinya sampai ke tempat parkiran mobil yang berjejer rapi. Ia melihat mobil mamanya perlahan hilang di balik gerbang.

Lalu gadis itu melangkah menuju pintu utama rumah sakit. Namun, sebelum ia benar-benar melangkah, tiba-tiba ia mendengar suara rintihan dari suatu tempat.

"Aakkh... Tolong,"

"Paan tuch? Kudanil lagi brojol?"

Bentar,
Ini kalo kuntilanak gimana?
Tapi kesian gue denger.
Gue kan manusia yang berperike-makhlukghaib-an

Loli mengendap-endap menuju suara tersebut yang ternyata bersumber dari seorang gadis yang  tergeletak di antara mobil yang terparkir. Loli mendadak panik melihat pemandangan aneh di depan matanya.

"Astaghfirullah, Kak Gea?"

Lolita segera meraih Gea dan membantunya berdiri.

Gea memegang perutnya dan terlihat seperti akan memuntahkan sesuatu.

Apa jangan-jangan...

"Kak lagi hamil?"

Emang lucknut si Tiang ninggalin istrinya lagi hamil kek gini.

Gadis cantik itu membuka pintu mobil dan...

Brugh!

Ebuset
Mentang-mentang gue unyu-unyu, malah main lempar dorong seenak jidat?
Lu kira gue bola biliar?!
Badan nih,
Dikata samsak?

Lolita terdorong ke dalam mobil, disusul oleh Gea yang menahannya dari arah pintu yang terbuka.

"Jalan!"

"Ebentar, mo kemana? Dokter kandungan di dalam, kak." Desak Loli terlalu polos.

"Lo pura-pura bego, ya?"

"Biasanya si ngga," timpal Loli kelewat santuy.

"Kalo gitu udah, diem aja!"

Si cacing kremi,
Gimana mo diem, lo main angkut-angkut aja.
Karung beras aja butuh akad jual-beli baru boleh diangkut,
Masa gue kagak si?
Semenyedihkan itu hidup gue pemirsa.

"Kita mo kemana, Kak?" Tanya Loli seraya kedua tangannya grasak-grusuk mencari sebongkah benda yang bisa melampaui jarak selebar apapun.

"Lo nyari ini?" Gea mengangkat ponsel milik Loli.

Wah,
Cocok bat jadi koruptor,
Salud gue.

"Kenapa di kakak? Kakak dukun, ya?"

Apa relasinya njirrrr.

"Ambil Sono," ucap Gea sambil melempar ponsel itu jauh ke antah berantah melalui jendela mobil yang terbuka padahal mobil melaju dengan sangat cepat.

Nikah Lagi, yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang