Bab 31 : Kambing Item

357 30 1
                                    

Kadang dunia terasa tak adil
Seolah tak ada ruang untuk bahagia
Satu per satu duka datang
Namun tak satupun yang berganti
Sampai kau datang
Memberi kekuatan untuk bertahan
Dan menjadi alasan untuk hidup yang kadang tak berperasaan
.
.

Cekidot!

.
.
.

"Assalamualaikum, Bi, Loli mana?"

"Loh? Memangnya mbak Loli nggak ketemu bapak di RS? Mbak Loli berangkat 2 jam yang lalu," jelas bi Mona membuat Adriyan semakin panik.

"Dia nggak angkat telepon sama sekali," ujarnya dan segera berlalu menuju mobil. Ia benar-benar kalut sekarang.

Sekilas ingatan itu datang kembali. Saat itu sebuah paket dari kak Dewi datang dan dikirim ke alamat dengan atas nama Adriyan. Sebuah tulisan yang membuatnya ambruk dalam sekejap.

.
.
.

Hi, Professor.
Ini gue, fans SMA lo yang terberat. Hahaha.
Apa kabar? Surat aneh ini gue titip ke kak Dewi. Kalo surat ini bisa sampe di tangan lo, itu artinya, gue bener-bener pamit.

Maaf gue telat ngasih tau hal penting yang sangat penting ke lo. Ini tentang seseorang yang ikut andil dalam peristiwa Acha dua tahun yang lalu. Tentang gue dan seseorang yang harus lo waspadai sekarang karena gue tau dia pasti nggak bakal jauh-jauh dari lo. Dia... Kak Gea.

Ya, dia suka sama lo. Gue ngga tau gimana ceritanya kak Gea bisa suka sama lo. Setau gue dia bukan tipe orang yang bisa punya perasaan ke orang lain. Haha. Apa karena lo populer? Pinter? Ganteng? Jadi lo perfect buat bersanding sama dia yang juga orang seperfect itu.

Waktu kelas 1 SMA, lo kan murid baru. Jadi lo nggak bisa asal nyelonong ke grup kelas akselerasi. Eh, pas pertengahan semester, lo malah di kelas akselerasi. Gue yang bodoh ini harus ngejar lo mati-matian biar ikutan. Yah, gue kan joness tanpa lo. Hahaha.

Kak Gea ngebet banget minta dikenalin sama lo. Gue nggak tau alasan dia apa. Tapi, lo makin cuek aja dan nggak peduli sama yang begituan. Jadi ya gue coba jadi temen lo. Kak Gea minta gue buat cerita semua tentang lo ke dia. Gue yang merasa terancam cuman bisa nurut.

Gue juga minta maaf sebesar-besarnya karena gue secara nggak langsung ikut andil dalam kasus Acha. Ya, gue ngasi tau semua tentang lo ke Gea. Termasuk akhirnya gue ngejawab pertanyaan dia tentang Acha yang muncul tiba-tiba dalam hidup lo.

Gue agak takut karena gue udah tahu posisi gue di keluarga ini sebagai adik yang nggak boleh menentang apapun meskipun itu salah. Ini gue bilang bukan dengan tanpa alasan.

Biar lebih jelas, kisah ini gue selalu abadikan di tulisan-tulisan aneh yang bikin gue nggak pernah menangin lomba. Haha. Jahat amat ya jurinya? Padahal tulisan gue kan asli, nggak saduran apalagi settingan. Lo mau tau judulnya? Itu adalah....

.
.
.

Kambing Item

Gue nangis di teras rumah orang. Iya, gue. Itu waktu gue masih orok, masih 7 bulan. Gue bahkan nggak inget suara emak asli gue kek gimana. Sampe akhirnya gue tergeletak tak berdaya, cuman modal sarung doang. Keknya ortu asli gue misqueen banget dulu.

Ya, gue dibuang bukan tanpa alasan. Itu karena gue punya penyakit parah yang bisa bikin gue nggak bisa lama-lama hidup kalo nggak ditanganin secara intensif. Jadi gue maklum kalo emak gue yang misqueen ngasih gue ke Orphanage biar gue dapet perawatan intensif. Intinya emak gue ngebuang gue biar gue bisa hidup lama. Itulah cara gue biar bisa sayang sama emak kandung gue yang entah dimana dan apa kabar.

Nikah Lagi, yuk!Where stories live. Discover now