Prolog

414K 21.6K 4.4K
                                    

Tau cerita ini dari mana?

Absen yuk!!

Nama tokoh disini masih pake Samuel Cipta dan Lyodra Ginting. Bukan Alaska Samuel Abimana dan Nathala Lyodra Gemadhara ya. Karena Alaska dan Nathala itu untuk versi novel. Biar nggak salah paham dulu sebelum baca hehe.

---------------------------------------------

Prolog

"HAI, apa kabar?"

Lyodra Margaretha Ginting. Di hari pertama ia menyandang status siswi baru, ia sudah berani mencegat seorang siswa kelas dua belas di koridor sekolah. Gadis itu tersenyum lebar dengan mata berbinar.

Ada jeda sekitar lima belas detik. Lelaki di depannya itu hanya menatapnya datar. Tanpa ekspresi. Berbanding terbalik dengan dirinya, yang begitu exited dan senang sekali bertemu kembali. Senyumnya perlahan luntur. Lelaki itu tidak mengatakan apapun. Hanya memandangnya dengan sorot biasa saja.

"Hai," jawab lelaki itu. Singkat. Kemudian pergi. Tanpa permisi dan itu sedikit membuat Lyodra sakit hati.

Lyodra melongo. Respon lelaki tadi itu benar-benar di luar perkiraannya.

Padahal, tiga tahun yang lalu semuanya masih baik-baik saja. Mereka sebenarnya berteman sejak kecil, sejak masih ingusan. Kemanapun selalu berdua, seolah tidak terpisahkan. Tapi, saat keluarganya memutuskan pindah ke Medan saat ia menginjak kelas dua SMP, mereka lost contact dan bertemu kembali hari ini.

Padahal, saat ia memutuskan untuk ikut kakaknya kembali ke Jakarta. Ia sudah berharap dan memimpikan banyak hal. Termasuk semua hal tentang lelaki itu.

"Kak Nuca!! Tunggu!!" teriaknnya kemudian mengejar lelaki itu sebelum menghilang di belokan koridor.

Untung saja sekolah lumayan sepi karena masih pagi. Jadi, ia bisa lebih leluasa. Lyodra menarik lengan Nuca kemudian menahannya agar tidak kemana-mana.

"Apa?"

Lyodra menahan emosinya agar tidak meledak. Mau marah karena respon Nuca tadi tapi ia cukup sadar diri. Memangnya ia siapa?

"Kak Nuca kenapa sih?"

Nuca menaikkan sebelah alisnya. "Emangnya gue kenapa?"

Lyodra merengut. Ia jadi gregetan sendiri. "Kenapa biasa aja gitu pas lihat aku kembali?!!"

"Terus gue harus gimana?"

"Ya ngapain kek. Heboh gitu, peluk, atau apa gitu!!"

Nuca menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia melepaskan cekalan tangan Lyodra dengan sedikit paksa karena Lyodra semakin mengeratkan pegangannya.

"Nggak jelas," kata Nuca pelan sambil kembali beranjak pergi.

Meninggalkan Lyodra sendiri.

Dari hari itu, Lyodra sadar bahwa ia begitu naif selama ini. Mengharapkan kisah hidupnya seperti di fairytale yang akan berakhir bahagia. Lalu, semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya.

Padahal, beberapa hal di dunia itu bukan ditentukan oleh kita. Semesta yang bekerja. Kadang, kita juga hanya perlu menerima.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Btw, perkenalkan, aku Yupi, 21 tahun asal Jember.

Semoga kalian suka cerita ini ya!

Love You.

***

(Cerita ini akan direpost berkala yaa. Tungguin terus. Terimakasih)

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang