1. Life Isn't Perfect

25.1K 1.7K 47
                                    

Gak ada orang yang hidupnya bener-bener sempurna, senggaknya itu yang gue percaya selama 27 tahun melakukan pengamatan di hidup gue.

Ada orang yang karirnya sukses banget, keluarganya harmonis, tapi dalam masalah percintaan mereka gak sukses. Kayak mungkin setiap kali pacaran pasti gak akan berlangsung lama.

Ada juga yang karirnya kurang sukses, tapi disisi lain dalam aspek kekeluargaan dan percintaan– mereka harmonis banget-banget. Keluarganya saling mendukung satu sama lain, kehidupan percintaannya juga mulus walaupun gak menutup kemungkinan bakal ada drama-drama yang menghampiri. Tapi mereka tetap stay dengan satu sama lain.

Ada pula yang karirnya sukses, kehidupan percintaan sukses, tapi dalah hal keluarga, keluarganya gak harmonis sama sekali.

Kalau gue? Gue masuk yang mana? Gue gak masuk ke salah satunya.

Bisa dibilang kalau dalam ketiga hal tersebut, hanya satu yang menurut gue sukses, tapi itu pun udah gak lagi.

Karir gue? Gue baru dikeluarkan dari perusahaan tempat gue bekerja selama 5 tahun ini. Alasannya karena perusahaannya ini bangkrut karena ditipu habis-habisan, pihak perusahaan gak punya opsi lain selain mengeluarkan banyak orang dari perusahaannya untuk menghemat biaya– gue salah satu yang dikeluarin. Dalam hal keluarga? Keluarga gue gak harmonis yang kayak ada di novel fiksi dan film-film. Orang tua gue cerai waktu gue duduk di kelas 5 SD. Karena disitu gue masih berada dibawah 18 tahun umurnya, maka hak asuh udah pasti jatuh ke tangan mama. Apa alasan orang tua gue cerai? Papa yang selingkuh. Gue benci banget sama papa mulai dari situ. Gue tau kalau hate is a strong word, dan gue mengatakannya ini dengan sungguh-sungguh—gue gak ingin melihat tampang papa lagi. Mama selalu bilang ke gue untuk coba maafin kesalahannya papa, tapi gue gak bisa. Emangnya papa gak mikirin perasaan anaknya waktu dia selingkuh? Hati gue hancur. Sementara kakak gue? Kakak gue meninggal karena kecelakaan motor waktu gue duduk di bangku SMA. Yang terakhir, kehidupan percintaan gue juga gak mulus. Gue pernah beberapa kali pacaran, tapi yang ada dimanfaatin terus. Jadi gue males untuk memulai hubungan lagi dengan orang. Gue gak mau dimanfaatin lagi dan dimanfaatin yang gue maksud disini adalah, uang gue mereka porotin. Dasar miskin.

Saat ini gue hanya tinggal berdua dengan mama dan pekerjaan mama adalah manajer marketing di perusahaan The Kim's Sister—perusahaan yang dibangun oleh tiga bersaudara, Kim Chungha, Kim Dahyun, dan Kim Doyeon. Mama yang selama ini cari uang untuk keberlangsungan hidup kita, gue tau seberapa susahnya mama cari uang, kerja dari pagi sampe malem—makanya selesai gue kuliah tingkat sarjana, gue langsung cari kerja. Tapi 5 tahun kemudian gue dipecat oleh perusahaan dimana gue udah menaruh kesetiaan gue selama 5 tahun terakhir.

Sampai saat ini gue mikirnya berusaha positif dan mikir mungkin belum jodoh gue untuk kerja disitu.

Setelah dipecat gue juga udah berusaha untuk cari-cari pekerjaan lagi, hanya aja sampai sekarang gue belum mendengar panggilan balik dari mereka.

"Lila, kamu hari ini kemana?" Tanya mama memasuki kamar gue dan mendapati gue masih rebahan di atas kasur.

"Kayaknya diem dirumah aja."

Gue masih tinggal berdua dengan mama. Padahal waktu udah 1 tahun kerja dan sekiranya tabungan gue udah cukup untuk nyewa apartemen, gue mau keluar dari rumah dan mulai hidup mandiri. Tapi mama menolaknya karena mama gak ingin tinggal sendirian. Mama gak mau memperkerjakan asisten rumah tangga, alasannya ya karena mama gak begitu membutuhkan asisten rumah tangga. Akhirnya gue mengikuti permintaan mama dan masih tinggal berdua sama mama sampe sekarang.

"Kalau gitu mama kerja ya, baik-baik dirumah. Masih ada uang?" Pertanyaan yang selalu mama ajukan setiap kali mama mau berangkat kerja.

Uang yang gue hasilkan lumayan banyak kok, gimana nggak? Karena gue ini manajer di perusahaan asing yang beroperasi di Kota Seoul. Udah gitu gue tinggal sama mama, jadi gak perlu bayar uang sewa untuk apartemen. Untuk urusan makan juga mama sering belanja bulanan sama gue. Atau gak setiap mama pulang kerja mama selalu bawa makanan. Jadi emang awet banget uang gue sekarang.

"Masih ada."

"Oke kalau gitu mama pergi ya." Lalu keluar dari kamar gue dan beberapa lama kemudian gue bisa mendengar suara pintu depan ditutup. Dan gak lama setelahnya, suara mesin mobil melaju dengan perlahan dan lama-kelamaan, suaranya hilang.

Ini masih jam 8 pagi, gue belum mandi biasanya jam segini. Kalau masih kerja sih gue jam segini udah dijalan menuju kantor, tapi ini kan sekarang beda, sekarang gue statusnya pengangguran, jadi bisa leha-leha dan jam segini masih ada di kasur.

Jujur aja, selama 5 tahun disibukan dengan pekerjaan dan melakukan banyak aktivitas, gue kurang banyak melalukan kegiatan di luar tempat kerja. Makanya setelah gue menjadi pengangguran, hidup gue jadi berasa kosong banget dan ngebosenin. Masalahnya gak ada yang bisa gue lakukan selain makan, nonton, dan ketemuan sama temen. Gue suka bermain ski dan biasanya gue suka ke Aspen, Colorado untuk bermain ski sama mama. Gue juga suka diving, gue akan memilih ke Raja Ampat untuk diving, karena emang sebagus itu pemandangan dibawah lautnya.

Tapi disini? Gue gak tau apa yang bisa gue lakukan. Karena selama kesibukan gue hanya kerja, kerja, dan kerja, gue gak punya waktu untuk melatih skill gue kayak melukis, menggambar, dan lain-lain. Jaman SD sampai SMA, gue suka banget melukis, menggambar, sama merajut, tapi karena gak diasah, jadi gue udah lupa. Apa gue coba untuk ngerajut aja kali? Mama punya kok peralatan merajut. Untuk hadiah musim dingin taun lalu, mama bikinin gue selimut hasil rajutan dan itu bagus banget. Kalau dijual kayaknya bakalan mahal, soalnya kan handmade.

Akhirnya gue pergi ke kamar mama untuk mencari peralatan merajutnya, setelah mendapatkannya gue membawa peralatannya ke kamar dan gue letakan di atas laci baju-baju gue. Sebelum mulai rajut, ada baiknya gue membereskan tempat tidur terlebih dahulu dan mandi lalu sarapan.

Gue mengambil posisi yang pw di sofa ruang tengah dan mulai mengeluarkan alat-alat merajut. Sampai saat ini yang gue ingat untuk merajut hanya single crochet dan double crochet. Sisanya gue udah lupa, bener-bener lupa. Kalau belajar lewat platform kayak YouTube gitu gue gak bisa soalnya bukan tipe orang yang mudah untuk belajar hanya dengan melihatnya dari layar. Harus dijelasin berulang-ulang baru bisa.

Ada kali kayaknya sejam gue cuma bikin double crochet bolak-balik dan sampai akhirnya gue mulai bosan. Gue meletakan benang rajut beserta jarumnya kembali ke dalam keranjang peralatan merajut.

"Nonton apa ya." Kata gue ke diri sendiri sambil memindahkan saluran TV dari satu ke yang lain.

Di saluran TV HBO, lagi ada film World War Z, yaudah gue nonton itu aja. Seru juga kan nonton zombie-zombie, lucu aja ngeliat zombie.

🌸🌸🌸🌸🌸

Author's Note

Cerita baruku dengan cast Doyoung! Hehehehe. Jangan lupa vote dan komen yaaa! See you in next chapter 💚

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now