37. Are You... Jealous?

8.3K 1.2K 110
                                    

Double update in a very short time because why not 🤪
Happy reading, fellas ❤️

🌸🌸🌸🌸🌸

Udah hampir mau dua minggu semenjak makan malam antara Doyoung, Juhoon, dan gue di restoran yang waktu itu Doyoung ajak. Selama itu pula gue gak banyak berkomunikasi dengan Doyoung. Kalau pun kita berkomunikasi, itu hanya menyangkut urusan yang berhubungan dengan Juhoon. Kayak ke dokter giginya Juhoon, ngajak Juhoon ke taman, ngajak main Juhoon ke theme park, dan lain-lain.

Tante Sera dan Om Gavin udah pulang dari beberapa hari yang lalu. Walaupun Doyoung memohon ke kedua orangtuanya itu untuk tetap tinggal, Tante Sera bersikeras untuk pulang ke rumahnya, dengan alasan udah lama nggak ketemu sama kucing dana anjing peliharaannya.

Sampai sekarang, gue belum tau apa penyebab dari sifat Doyoung yang tiba-tiba dingin ke gue. Tapi hubungan dia dengan Juhoon semakin dekat akhir-akhir ini, syukur lah. Gak apa-apa hubungan antara gue dengan Doyoung semakin renggang, asalkan melihat Juhoon bisa dekat dengan ayahnya udah cukup untuk membuat gue ikut senang.

"Lila, malem ini kamu makan malem disini. Mama kamu bilang kalau beliau bakal lembur." Ucap Doyoung ke gue yang lagi duduk di sofa ruang tengah. Matanya bahkan gak menatap gue. Sementara itu, gue dan Juhoon lagi bermain di lantai. Tenang, gak langsung ke ubin, Doyoung memasang karpet bulu di seluruh lantai yang ada di dalam rumahnya, kecuali area dapur dan kamar mandi tentunya. Selain itu, seluruh ruangannya beralaskan karpet bulu yang halus banget.

"Oh mama bilang gitu?"

"Iya."

Padahal gue yang anaknya, tapi kenapa mama harus bilang ke Doyoung? Handphone gue masih bagus, masih bisa nerima telfon dan pesan. Tapi kenapa mama harus bilangnya ke Doyoung? Padahal mama tau kalau hubungan gue dan Doyoung lagi renggang dan semakin renggang. Tapi kenapa mama masih lebih memilih ngirim chat ke Doyoung dari pada ke anaknya sendiri? :')

Doyoung 1 - 0 Lila

"Kamu mau masak apa? Biar saya yang beli bahan-bahannya." Gue menawarkan diri.

"Gak usah." Dengan nada yang datar. Matanya fokus ke TV yang menempel di dinding. Kakinya dia liat di atas sofa, snack di sebelah kanannya.

Ting tong ting tong

Udah mau jam 6 malem, siapa ini yang dateng malem-malem gini?

Gue pun berinisiatif untuk membuka pintu. Gue meninggalkan Juhoon bermain dulu sendirian sebentar.

Waktu gue buka pintu, ternyata perempuan cantik yang datang. Gak lain perempuannya adalah Chungha.

Melihat gue sebagai orang yang membuka pintunya, dia langsung tersenyum lebar lalu memeluk gue. Otomatis gue langsung membalas pelukannya.

"Hai, Lila! Apa kabar? Udah lama nih kita nggak ketemuan!" Ujarnya dengan girang. Chungha ini orangnya ramah banget, padahal baru dua kali ketemu, tapi gue ngerasa kalau gue dan Chungha udah ketemu dari lama.

"Baik! Kamu apa kabar?" Lalu gue melepas pelukannya dengan Chungha perlahan.

"Aku juga baik hahaha."

"Kamu kesini sendirian?"

"Iya sendirian aja, Doyoung ngundang aku untuk makan malem. Tapi dia juga yang minta aku bawain makanan." Lalu memutar bola matanya dan tertawa kecil.

"Eh? Udah dateng." Suara Doyoung otomatis membuat kepala gue menoleh.

"Doyoung!" Chungha dengan girangnya langsung memeluk Doyoung, Doyoung pun membalas pelukannya Chungha. Lalu senyum yang udah lama gak gue lihat di wajahnya Doyoung, kini bisa gue lihat kembali. Senyumnya semakin lama semakin melebar. Kerutan di ujung matanya semakin terlihat jelas karena dia senyumnya lebar banget.

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now