28. Shocked

8.5K 1.1K 44
                                    

Ada perasaan aneh ketika gue masuk kembali ke dalam rumahnya Doyoung. Tapi disaat yang sama, gue juga seneng kalau gue bisa kembali lagi kesini.

"Lila, saya hari ini ada perjalanan bisnis ke Tokyo. Pulang-pergi sih, tapi saya baru pulang sekitar jam 7 atau jam 8 malem. Jadi kamu gak apa-apa nungguin Juhoon sampe saya pulang?" Doyoung mengatakannya sambil memasukan beberapa berkas dokumen yang menurut gue penting ke dalam brief case hitam miliknya.

"Tante Sera? Ke Osaka-nya kapan?"

"Udah ke bandara tadi jam 5. Soalnya acara di Osaka mulai jam 10, jadi harus ambil penerbangan pagi."

Gue hanya mengangguk mengerti lalu membalas ucapan Doyoung, "oke."

Doyoung juga mengangguk pelan sambil terus memasukan barang-barang penting miliknya ke dalam brief case-nya tersebut. "Makasih ya Lila."

Jujur aja, gue seneng banget kalau ngedenger Doyoung bilang makasih. Iya tau itu hal yang biasa yang seharusnya emang dilakukan semua orang saat orang tersebut mau membantu kita. Kayak Doyoung meminta gue untuk menjaga Juhoon sampe jam 7 atau 8 malem, lalu dia bilang makasih karena gue udah mau menjaga putranya tersebut. Walaupun itu adalah hal yang lurah, tapi gue seneng banget kalau kata itu keluar dari mulutnya Doyoung.

"Sama-sama." Balas gue sambil tersenyum, dan... karena gue tersenyum ke arahnya, Doyoung balik senyum ke gue. AAAAAAAAA jantung gue udah gak berdetak dengan beraturan nih ya ampun Kim Doyoung :(

Setelah Doyoung selesai memasukan barang-barang ke dalam brief case-nya, dia bergegas menuju pintu depan. Tentu gue ikuti dari belakangnya.

Doyoung duduk di kursi yang khusus disiapkan di pintu depan guna untuk memakai atau melepas sepatu. Gue hanya memperhatikan Doyoung memakai sepatunya, kedua tangan gue melipat di depan dada gue sambil terus memperhatikan Doyoung.

Waktu Doyoung selesai memakai sepatunya, dia berdiri lalu menghadap gue.

"Saya berangkat dulu ya." Katanya.

Gue mengangguk. Tapi sebelum Doyoung berhasil membalikan badannya, gue menarik lengannya. Mencegahnya untuk pergi.

"Kenapa?" Tanyanya sambil melihat tangan gue yang menarik lengannya.

Gue berjalan mendekatinya, jari jempol dari telunjuk gue meraih rambutnya yang hitam dan halus, lalu mengambil sesuatu di rambutnya yang berwarna putih. Bukan ketombe, tapi kayak lebih ke benda kecil putih yang suka kadang suka ada di rambut. Tapi bukan ketombe atau pun telur kutu.

"Ada sesuatu di rambut kamu." Kata gue.

Doyoung untuk sesaat diam saat gue berusaha untuk mengambil sesuatu itu rambutnya.

"Udah, beres." Gue tersenyum.

"Makasih." Doyoung juga tersenyum ke gue. Gini kenapa, senyum terus. Biar gue makin suka hehe.

"Hati-hati, Doyoung."

"Makasih Lila. See you tonight."

Lalu punggungnya menghilang dari balik pintu.

🍑🍑🍑

Pagi ini ketika Juhoon bangun dari tidurnya dan berjalan ke lantai bawah lalu melihat gue di dapur, Juhoon senangnya bukan main. Dia berlari ke arah gue lalu memeluk gue erat. Senyumnya yang lebar menghiasi wajahnya, dan senyum itu terus menghiasi wajahnya sampai malam tiba.

Kangen ngeliat Juhoon senyum kayak gini.

Ting
Ting
Ting

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now