3. Getting Know

10.7K 1.2K 76
                                    

"Jadi Doyoung yang punya D & K Group kan?" Mama membuka percakapan makan malem sekarang. Dengan senyum keibu-ibuannya mama sambil menatap Doyoung sesekali. Tangannya tetap aktif bergerak menyendokan nasi ke dalam mulutnya.

"Iya tante, betul. Kok tante tau?" Doyoung membalasnya dengan ramah. Kadang dia melihat Juhoon untuk memastikan anaknya memakan makanannya.

"Hahaha tau dong, perusahaan kamu kan bukan perusahaan kecil. Tapi tante masih nggak tau, sebenernya D & K Group tuh selain beroperasi dalam bidang kebutuhan rumah tangga, apa lagi ya? Tante kayak pernah denger. Cuma lupa." Jiwa ibu-ibu ingin taunya mama keluar.

"Multi perusahaan sih tante, perusahaan saya selain bergerak di kebutuhan rumah tangga, bergerak di bidang kuliner juga. Nah sekarang ini lebih ke makanan perusahaan saya."

"Oooh, makanan apa? Maaf ya tante banyak nanya, soalnya tante kan kurang tau nih tentang kamu hehehe."

"Gak apa-apa kok tante, saya seneng ditanya-tanya." Doyoung kebalikannya dari gue, gue orangnya kurang suka ditanya apalagi kalau pertanyaannya udah bersifat privasi– hhh suka pengen nampol orang yang nanya pertanyaan yang gak seharusnya ditanyakan. Males banget. Tapi selama pertanyaanya pertanyaan umum gue gak apa-apa. "Hmm kayak makanan ringan? Terus saya juga punya beberapa restoran sekarang, tante."

"Wah restoran apa?"

"Lebih ke makanan tradisional gitu, tante. Namanya Korean Grill House–itu salah satunya." Senyum masih melekat di wajahnya.

"Waah tante pernah makan disitu beberapa kali. Makanannya enak, ternyata punya kamu ya? Haha."

"Waah makasih tante. Kalau mau kesana lagi nanti bilang saya aja, free course buat tante sama Lila hehe." Katanya. "Kalau tante gimana? Kerja juga ya?" Doyoung berbalik bertanya. Gue disini diem aja sama Juhoon :')

"Iya, tante sekarang kerja di The Kim's Sister."

"Ooh perusahaan punya Chungha, Dahyun, dan Doyeon ya tante?"

"Iya, bener."

"Kalau kamu gimana? Emang sampe sekarang belum dapet kerja atau gimana?" Doyoung berhenti sebentar melakukan aktivitasnya dimana dia sedang memotong makanan yang ada di hadapannya untuk menatap gue. Gue sadar akan tatapan mata yang diberikan oleh Doyoung sehingga gue berbalik menatapnya. Gue ini bersebrangan dengan Juhoon duduknya di meja makan.

"Baru dipecat." Terdengar menyedihkan, tapi itu faktanya.

"O-oh-oooh..." dia menganggukan kepalanya pelan, lalu kembali bertanya, "emang kenapa kok bisa dipecat?"

"Perusahaannya bangkrut, jadi untuk save cost, mereka mecat pegawai-pegawai."

"Emang jabatan kamu sebelumnya apa?"

"Manajer marketing."

Dengan ekspresinya yang kaget dia melihat ke gue, "itu kan posisi yang cukup tinggi dan berpengaruh. Kok bisa kena?"

"Manajer marketing di perusahaan tempat saya kerja ada 2, senior manajer dan junior manajer. Nah saya ini yang juniornya, sedangkan yang senior itu umurnya udah 47 tahun. Mereka pikir mereka hanya butuh satu manajer marketing dan itupun senior manajer karena pengalamannya udah lebih banyak dari saya—saya gak bisa protes juga kan soalnya perusahaannya bukan punya saya."

"Oooh, terus kamu udah cari-cari kerja lagi sekarang?" Doyoung kembali melanjutkan makan, matanya masih sesekali melihat ke gue dan Juhoon.

"Udah, tapi belum ada panggilan lagi."

"Ooooh." Doyoung hanya ber-oh ria. "Tapi kamu gak apa-apa dari manajer marketing kerja jadi pengasuhnya Juhoon?" Tanyanya lalu meneguk satu gelas air putih dan meletakannya kembali di atas meja makan.

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now