5. Check Up

9K 1.3K 118
                                    

"Lila, nanti Juhoon ada medical check up jam 1 ke Dokter Lee Taeyong."

"Oke."

"Nanti jam 12:30 kita berangkat, saya mau ke ruang kerja dulu. Ada yang harus saya kerjakan."

"Kita?"

"Kamu mau jalan kaki ke rumah sakitnya? Kalau mau ya silahkan." Doyoung tadi malam dengan hari ini beda banget. Atau kalau malam dia berubah jadi Doyoung yang lebih halus dan lembut? Apa... apa dia dimasuki arwah lain? Nggak, nggak. Mana mungkin.

Gue memutar bola mata gue begitu membalikan tubuh gue dan berjalan ke atas ke kamarnya Juhoon. Setelah dia selesai makan dan minumnya, gue menyuruhnya tunggu di kamar lalu habis itu mandi.

"Inget, jam 12:30 kita berangkat!" Ucapnya lagi sewaktu gue menaiki tangga menuju kamar Juhoon.

Di dalam kamarnya, Juhoon sedang bermain bersama mainannya dan sibuk banget sampai kehadiran gue gak dia sadari.

"Juhoon mandi dulu yuk? Nanti jam 12:30 kita mau ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit?"

"Nggak ada yang sakit. Kan Juhoon mau periksa kesehatan."

"Emangnya Juhoon sakit?"

"Nggak, ayah cuma ingin tau aja gimana kondisi badannya Juhoon sekarang. Oke?"

Kepalanya menggeleng dengan cepat, "Juhoon nggak mau." Kemudian menangis setelahnya. "Nggak mau ke dokter. Juhoon takut."

"Takut kenapa? Kan ada dokternya baik?" Gue ikut duduk di lantai bersama Juhoon. Sekarang gue menghadap ke Juhoon.

"Tapi Juhoon nggak mau." Mainannya yang di genggam tadi, dia letakan di lantai. "Juhoon nggak mau ke dokter."

"Kan ada ayah."

"Ayah galak." Whoa, anaknya aja bilang ayahnya galak. "Juhoon nggak mau ke dokter sama ayah."

"Tante Lila ikut kok." Gue tersenyum kecil sambil mengusap punggung mungil milik Juhoon. "Kalau ada Tante Lila, Juhoon nggak usah takut. Oke?"

Juhoon nggak membalasnya.

"Sini peluk Tante Lila dulu." Juhoon beranjak dari duduknya lalu duduk di pangkuan gue. Gue memeluk Juhoon dengan erat dan refleks, gue mencium pipinya.

"Ayah nggak pernah nyium Juhoon." Katanya dengan ekspresi dan nada yang sedih.

"Kenapa?"

"Nggak tau. Ayah seringnya marah-marah terus sama Juhoon. Juhoon nggak suka ayah marah-marah terus." Ceritanya sambil memainkan jari-jemarinya yang kecil.

"Ayahnya lagi banyak kerjaan di tempat kerjanya."

Juhoon kembali menangis, "ayah nggak sayang sama Juhoon ya, Tante Lila?"

"Kok ngomongnya gitu? Ayah sayang loh sama Juhoon."

"Kalau ayah emang sayang sama Juhoon, kenapa Juhoon di marahin terus? Ayah nggak perlu nyium Juhoon, meluk juga nggak pernah. Kalau Juhoon salah sedikit, pasti ayah langsung marah."

"Nanti Tante Lila bilang ke ayah ya? Sekarang jangan khawatir, kan ada Tante Lila yang sekarang bisa meluk sama nyium Juhoon. Oke?"

Masih dengan ekspresinya yang sedih, Juhoon menganggukan kepalanya. "Pengen peluk Tante Lila." Juhoon bangkit dari pangkuan gue dan membalikan tubuhnya. Sekarang Juhoon duduk dipangkuan gue kayak anak monyet. Juhoon melingkarkan kedua tangannya di leher gue dan memeluk gue dengan erat.

Sesekali gue mencium pipinya.

"Juhoon." Gue memanggilnya pelan.

"Kenapa?"

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now