31. Toys 'R' Us

8K 1.2K 49
                                    

Gue dan Juhoon berakhir menunggu Doyoung menyelesaikan meeting-nya yang terakhir. Sibuk banget Doyoung.

"La, tempat mainan yang lengkap dimana ya?"

"Ke Toys 'R'Us aja, saya cuma tau disitu soalnya." Jawab gue sambil memakai sabuk pengaman, "kenapa emangnya?"

"Kita beli mainan untuk Juhoon."

Doyoung bener-bener lagi berusaha untuk melakukan pendekatan dengan anaknya. Sebelumnya, dia memanggil Juhoon dengan "jagoan ayah," kemudian sekarang dia berniat untuk membelikan mainan untuk Juhoon. He's trying.

Semoga berhasil.

"Oke, kita langsung kesana."

Setelah gue memasang sabuk pengaman, Doyoung langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya menuju toko mainan yang barusan gue sebut.

Ada yang berbeda dalam perjalanan kali ini. Kalau biasanya suasana mobil akan hening, alias suara yang ada di dalam mobil hanya suara bunyi AC yang menyala, atau paling kalau kita melakukan pembicaraan. Sementara sekarang, Doyoung menyambungkan bluetooth mobil ke handphone miliknya.

Lagu yang dia mainkan sekarang adalah, All Out Of Love yang dinyanyikan oleh Air Supply. Gue tau lagu-lagu lama karena ya mama memiliki pengaruh besar dalam lagu-lagu yang gue dengarkan sekarang. Gue suka banget sama lagu-lagu lama kayak gini. Feeling-nya, beda banget. Dan kalau lagu-lagu lama kayak gini pasti akan bertahan lama, bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.

"Kamu suka Air Supply?" Tanya gue ke Doyoung.

"Kamu tau Air Supply?" Tanyanya dengan heran, gak menyangka kalau gue tau lagu-lagu lama kayak gini.

"Tau. Saya juga suka dengerin lagu-lagu lama." Sewaktu berbicara dengan Doyoung, tatapan mata gue fokus ke pemandangan yang ada di luar, gak menatap Doyoung sama sekali.

"Saya suka banget sama Air Supply. Lagu-lagunya enak." Jawabnya. Lalu dia berhenti sebentar sebelum mengajukan pertanyaan ke gue, "lagu yang sering kamu denger, siapa?"

"Hmmm... banyak banget. Roxette, Lionel Richie, Chicago, Queen, Michael Learns to Rock, David Foster, Brian Adams, Steelheart, banyak banget." Balas gue, kali ini menatapnya.

"Kamu denger Where Did the Feeling Go gak? Yang dinyanyiin sama Russell Hitchcock, salah satu vokalis Air Supply?"

"Oh tau! Saya suka banget sama lagu itu, soalnya sedih." Balas gue.

"Hahaha, kamu suka lagu-lagu sedih emangnya?"

"Suka. Walaupun saya gak sedih, tapi saya suka lagu-lagu yang berbau sedih."

"Sama dong."

Gue gak tau kalau gue memiliki satu kesamaan dengan Doyoung, yaitu kita berdua sama-sama menyukai lagu-lagu lama. Gue makin penasaran sama Doyoung, tipe orang seperti apa dia sebenernya?

Memikirkan hal tersebut secara gak sadar membuat gue tersenyum. Bahkan, Doyoung sampai menyadarinya kalau gue lagi senyum-senyum sendiri.

"Kenapa senyum-senyum? Lagi mikirin apa?" Tanyanya.

"Oh... nggak..." jawab gue, sambil senyum.

"Gak usah bohong, Lila. Pasti ada sayanya kan dalam pikiran kamu?"

"Ya ampun, geer banget ini manusia satu. Hahaha." Gue mengatakannya lalu tertawa di akhir kalimat. Gue gak sadar kalau kata-kata yang gue gunakan sekarang sangat santai, tapi Doyoung gak keberatan keliatannya.

Doyoung hanya tersenyum mendengar ucapan gue.

Setelah itu, gue menolehkan kepala gue ke belakang untuk melihat Juhoon, dan ternyata dia tertidur. Pantesan aja dia sama sekali gak kedengeran suaranya dari tadi. Emang Juhoon jarang ngomong sih kalau lagi di mobil gini.

Second Heartbeat | Kim DoyoungKde žijí příběhy. Začni objevovat