21. Han River

7.9K 1.2K 193
                                    

Suasana di Han River ya kayak tempat nongkrong pada umumnya aja gimana. Ramai, banyak orang, dan banyak juga yang berjualan.

Salah satu penjual corndog menarik perhatian Juhoon begitu kita bertiga tiba di taman.

"Tante, Juhoon mau itu." Sambil menarik baju lengan gue dan tangan yang satunya menunjuk ke abang-abang penjual corndog.

"Lila, nih uangnya." Kata Doyoung sambil mengambil beberapa lembar 10,000 won dari dalam dompetnya lalu memberikannya ke gue. Emang harga corndog-nya berapa sih? Kenapa dia ngasih uang sampe... 50,000 won?

"Gak kebanyakan?"

"Siapa tau kamu juga mau jajan. Saya mau ke toilet dulu." Balasnya tanpa menunggu balasan dari gue.

Gue dan Juhoon langsung berjalan ke arah gerobak corndog yang saat ini lagi melayani beberapa pelanggan lainnya. Abangnya kelitannya ramah, ya tentu jadi penjual harus ramah ke pelanggan. Kalau gak ramah mana laku jualannya.

"Bang, corndog-nya dua ya!" Pinta gue sambil mengangkat dua jari ke arah abang-abangnya.

"Siap mba!" Balasnya.

Disisi lain, Juhoon melihat ke gue, "kenapa dua tante? Juhoon maunya satu aja."

"Satunya buat tante... hehe." Sambil terkikik.

Gak dibutuhkan waktu yang lama sampai akhirnya corndog pesanan gue dan Juhoon selesai. Ini Doyoung kemana? Kenapa dia ke toiletnya lama banget? Apa toiletnya jauh? Terus di toiletnya juga penuh?

"Juhoon, kita tunggu kesana aja yuk! Sambil nunggu ayah." Jari telunjuk gue menunjuk pada wilayah tempat duduk yang kosong. Niatnya mau nungguin Doyoung disitu sambil melihat ke arah pemandangan Han River.

Tapi waktu gue dan Juhoon lagi berjalan,

Duk!

Ada seorang anak kecil yang menabrak Juhoon. Saus toman yang ada di atas corndog-nya mengenai baju anak kecil yang menabrak Juhoon. Dan gak lama kemudian, anak tersebut menangis menyebabkan ibu dari anaknya datang dan bersiap untuk memarahi gue.

"Duh, bu! Gimana sih? Anaknya kok gak hati-hati banget?" Kata ibu-ibu yang baru datang dan langsung memarahi gue dan Juhoon.

Gue gak terima Juhoon disalahkan oleh ibu yang datang dan tiba-tiba marah ini, padahal apa yang dia katakan berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bu, bukan anak saya ya nabrak! Anak ibu tuh yang nabrak anak saya! Lagian kenapa anaknya lari-lari? Anak saya dari tadi jalan biasa sambil megang corndog-nya hati-hati."

"Eh! Berani ya kamu ngomong balik ke saya! Saya ini lebih tua dari kamu!"

"Ya saya berani soalnya saya gak salah ya bu!"

"Udah jadi ibu di umur yang muda kayak gini nih! Kurang becus ngurus anak sama jadi gak sopan!"

"Loh hubungannya umur saya yang masih muda, kurang becus ngurus anak, sama gak sopan apa? Nggak ada korelasinya bu."

"Anak kamu udah gedenya bakal jadi gimana ya kalau ibunya kayak gini?!"

"Ya jadi orang sukses lah bu! Ibu aja yang gak tau siapa bapaknya!"

Second Heartbeat | Kim DoyoungWhere stories live. Discover now