1. Kehidupan 'normal' •

27.7K 802 38
                                    

INI mungkin masih terlalu pagi, jika hari libur tentunya. Tapi sayangnya, pagi ini adalah pagi di hari pertama Byan masuk sekolah normal yang diidamkannya.

Sekolah normal?

Yap! Sedari dulu byan tidak pernah dibiarkan mengikuti sekolah normal pada umumnya, ia menjadi murid homeschooling sampai—sampai ia mengajukan begitu banyak protesannya.

memang bukan hal yang mudah untuk bernegosiasi dengan ayah dan ketiga kakak laki-lakinya, tapi mungkin tuhan masih berbaik hati dengan mengabulkan doa-doanya, ia diizinkan mengikuti sekolah normal dengan ketentuan dan syarat berlaku.

Namun mungkin sekarang author yang akan merutuki kebodohannya karwna langsung mengiyakan perihal syarat-syarat itu. haaah—udah lah, bisa apa areen ye 'kan?



Dan naasnya lagi, keluarganya itu benar-benar tak menunjukkan niat untuk membantunya bersiap akan sekolah barunya.

buktinya, Byan terbangun dari tidurnya pada saat jam kamarnya menunjukkan 06.45, dan itu tandanya sekolahnya akan dimulai tak lama lagi. Tapi ia sama sekali belum bersiap. alhasil, sebuah pekikan keras menerpa telinga-telinga di rumahnya.

"AAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaa!!" Sambil memekik ia berlari tergesa menuruni tangga rumahnya.

"Ya tuhan dee.. Ngapain teriak-teriak, kasian suara kamu." sahut seseorang dengan nada setengah mengomelnya.

Bukanya berhenti dan menurut, Byan malah melayangkan tatapan galaknya ke arah sang pemilik suara yang tak kalah tinggi dari miliknya itu, siapa lagi jika bukan Genta. yang sialnya adalah kakak biologis keduanya.

"Serem amat natapnya. kenapa sih, By? Pagi-pagi udah emosi.." tanyanya menatap Byan sejenak. lalu berbalik dan berjalan menjauhi Byan yang masih setia dengan tatapanya.

"Kak geeen.. " panggil Byan dengan nada setengah merengek mulai mengikuti langkah genta ke arah ruang makan. Tapi genta tak menggubrisnya sampai mereka benar-benar berada di sana.

Ternyata seluruh anggota keluarganya sudah berkumpul di sini, mereka bahkan telah rapih dibalutan pakaian sesuai profesi masing-masing.

"Morning, by.. " sapa mereka kelewat ceria.

ugh, Makin sebal Byan melihatnya. ingin mencabik, memasak, lalu memakannya untuk sarapan.

"Duduk dong, by.." Titah Keenan, kakak pertamanya. tapi tak ada pergerakan berarti dari Byan di tempatnya. Sedari tadi ia hanya menatap sengit semua orang yang ada di hadapanya.

Sampai-sampai tn. Andrew—papah byan—tertawa geli melihat ekspresi anak bungsunya.

"hey, By.. Sampai kapan kamu mau di situ, ayo duduk! Kamu butuh sarapan.." pandangan Byan meluluh—meski tak sepenuhnya mendengar ucapan papahnya, ia mulai merubah ekspresinya perlahan, memelas.

"Paaap.. " panggilnya.

Tuan Andrew yang merasa pundaknya bertambah beratpun mengalihkan pandangannya. Dan didapatinya Byan yang memeluknya dari belakang, pemandangan yang sangat langka sampai membuat para kakaknya melongo melihat kelakuan adik mereka, tak biasanya Byan seperti ini—

"Hm? What's wrong angel?" tanya Andrew. Byan menekuk wajahnya. Ia menarik napasnya dalam dalam—

"kenapa kalian gak bangunin Byaaaan.. Ini hari pertama Byan masuk sekolah. Demi tuhaaan, Byan telat sekarang." keluhnya membuat beberapa pasang mata yang tadi menatapnya penuh atensi kini kembali melengos kembali ke kegiatan mereka masing-masing.

Byan mengerti ini, kakak-kakaknya tak akan pernah suka akan keinginannya. Hanya papahnya yang bisa sedikit diajak kompromi, seperti sebelumnya saat ia bernegosiasi.

BYANICE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang