5. Terancam Kembali

11.1K 440 10
                                    


Keenan berjalan tak sabaran ke arah ruangan Julian, ia baru saja mendapat panggilan dari adiknya, Sean. bahwa Byan akan dipindahkan ke ruangan rawat, ia begitu kesal. bagaimana tidak—

sebelumnya ia pun mendapat panggilan yang sama. -sama sama tentang Byan- dari pamannya yang notabenenya adalah kepala sekolah di sekolah baru Byan.

dan satu hal yang disimpulkannya, Byan bertindak melampaui batas.

ia membuka ruangan Julian tetapi hanya sepi yang ia dapatkan, matanya  melihat ke sekeliling ruangan itu. tapi nihil, Byan tak di sana. Sepertinya benar-benar sudah di pindahkan.

ia memutuskan untuk menghubungi Sean kembali, dan berbalik ke arah berlawanan dari ruangan Julian.


...


Ares mengernyit bingung, ia mendapat panggilan dari Bundanya  bahwa adiknya masuk rumah sakit. tapi ia bingung karena tak mendapat sedikit pun petunjuk akan keberadaan ruangan adiknya, satu informasi yang ia dapatkan, rumah sakit ini telalu besar.

matanya bergerak aktif menelusuri segala arah pandang yang bisa ditangkap indra penglihatannya, sampai pada satu titik, matanya membulat kaget. ia kenal pria itu, seorang pria bersiluet gagah tinggi berjalan dengan angkuhnya dengan sebuah smatrphone canggih melekat pada telinganya dan sebelah tangannya menenteng sebuah paperbag berlabelkan merek makanan yang cukup ternama.

iya, ia tak pernah salah dalam mengenali orang. Ia keenan Anaies, pebisnis yang sukses di usia muda. pimpinan perusahaan di bidang transportasi milik keluarganya, wajahnya yang selalu ada di poster maupun majalah mingguan membuat siapa pun pasti akan langsung mengenalinya, tak hanya ares yang memandang kagum ke arahnya, banyak yang berlalu lalang juga melakukan hal yang sama. siapa yang bisa melewatkan pemandangan bibit-bibit unggul keluarga Anaies, sih?

tapi sedang apa ia di sini? pertanyaan itu sontak berputar di kepala ares, apa lagi dengan jalan  keenan yang terlihat begitu tergesa.

otak pintarnya berputar cepat. tak sampai sejam ia memikirkannya, dalam sekian detik pun ia tahu atau hanya dugaan tepatnya, apa... ini menyangkut byanice? yang terkena bolanya siang tadi? wahh.

saat sadar dari pikirannya, ares langsung mencari jejak yang dilewati keenan, bersyukur ia masih mendapatkannya yang akan menaiki lift, peduli setan dengan keadaan adiknya, sepertinya lebih baik ia mengetahui keadaan Byanice itu.

ares mengikuti kenaan dengan sesekali menyamar atau pun berkamuflase dengan sekelilingnya, jika kalian melihatnya, Areen yakin kalian akan tertawa. sebenarnya tanpa mencoba berkamuflase pun ares pasti akan bisa mengikutinya, karena keenan sama sekali tidak tertarik dengan sekitarnya matanya hanya fokus berjalan dan sesekali melirik smartphone canggih di tangannya.

sampai tiba di sudut rumah sakit dengan ruangan-ruangan yang mulai terlihat lebih elit dari yang lainnya, keenan berhenti pada pintu di barisan pertama lalu mengetikkan beberapa digit angka di samping pintu dan pintu terbuka, tapi  ares tidak bisa melihat ke dalam karena jaraknya dan keenan yang tak bisa dibilang dekat. juga keenan yang langsung menutup pintu kembali sesaat setelah ia masuk. ares berdecak setelahnya.

tapi tak apa, setidaknya ia tau bahwa Byan di dalam sana, ah sial. mengapa sampai sekepo ini sih ia dengan si byanice-byanice itu.

ia membaca tulisan di atas ruangan itu. bugenvil 01 vvip/SUIT--eh, tunggu. seperti pernah membaca nama ruangan ini, buru- buru ia membuka hpnya dan melihat sederet alamat ruangan adiknya.

god loves me. batinnya menyengir tak jelas, ahh.. dewi fortuna sedang memihak padanya.

ruangan adiknya ternyata berada di bugenvil 02, itu tandanya--ia bisa mencari tahu tentang byan lagi dengan mudah nanti.

BYANICE ✓Where stories live. Discover now