49. EXTRA PART lanjutan YEY

4K 220 28
                                    

Haha hihi huhu. Aku masih disini.
Nih, maumu. Aku kabulin, vote nya nyuak.

Warn. Short!

.

.

.

.


Byan mengerjakan matanya perlahan, ia menatap langit-langit ruangan dan langsung menyadari bahwa ini adalah kamar istirahatnya dikantor.

Kepalanya lebih ringan sekarang, ia reflek mengecek keadaan sekitar saat teringat bahwa siang tadi Ares datang ke kantornya.

"Hey, kenapa?" Gerakan itu berhasil membuat seseorang yang lain terbangun.

Byan menghembus kan nafasnya lega saat melihat Ares masih disana, terbaring menyamping seperti memeluknya.

"Feel better?" Ares menguap, ia menyuruh byan untuk kembali berbaring diatas lengannya.

Byan menurut, ia kembali berbaring, meringsek ke dalam pelukan Ares untuk mencuri kecup di rahang tegasnya.

Ares tertawa kecil. ikut mendusal, layaknya anak kecil, mencari banyak spot untuk dibubuhi kecupan basahnya.

"Geliii."

"Emang tadi kamu cium-cium itu kakak gak geli apa?" Byan tersenyum.

"Kakak udah tumbuh lagi kumisnyaaa.. makannya geli, nusuk-nusuk tau." Ares menggenggam tangan byan yang menyusuri wajahnya, mengecupnya banyak-banyak sampai byan yang meronta untuk dilepaskan.

"Kamu laper gak? Udah sore, loh." Byan terkesiap. Ia mendadak ingat kembali meja kerjanya yang masih banyak menumpuk dokumen-dokumen yang harus dipelajarinya.

"Kak.." tapi gerakan bangkitnya dicegah Ares.

"Habis bangun tidur, bangunnya pelan-pelan.. jangan ngagetin gitu." Byan mengangguk setuju, ia kembali terduduk.

Saat teringat ada pertemuan dengan beberapa stylist, byan kembali akan berdiri.

Ares lagi-lagi harus menariknya.

"Kenapa sih.. kenapa.."

"By masih ada kerjaan.." lirihnya, sebenarnya ia tak mau pergi, jas kerjanya sudah tertanggal entah sedari kapan.

Ares tersenyum kecut. "Semuanya terkendali, oke? Jangan panik gini dong."

Muka byan pucat, mungkin efek bangun tidur dan dikejutkan dengan pemikirannya sendiri. Byan seperti orang linglung.

Mau tak mau Ares bangun.

"Sini," Ares menarik tangan byan yang dingin agar mendekat ke arah dirinya.

Byan menggigit bibir nya tanpa sadar, ia takut pekerjaannya terbengkalai, astaga! Tapi kak Ares di hadapannya tampaknya masih ingin ia berada di sisinya.

Ares tak sabar menunggu byan yang terlalu banyak meloading. Ia menggapai kedua tangan itu untuk menarik badan mereka agar bersatu.

BYANICE ✓Where stories live. Discover now