23. One day with you=♥️

3.6K 199 5
                                    





Seneng gak areen update?



-

Byan akhirnya bisa bernafas lega, tadi— pagi pagi sekali ia sudah berdebat bersama kak genta dan robert, *yang untungnya hanya tersisa mereka dirumah, masalah keberangkatannya hari ini. Byan sih acuh saja, mereka sudah berjanji untuk mengizinkannya sekolah hari ini jika ia menghabiskan makan malamnya dan obat terakhirnya tadi malam.

Jadi— ya bagaimanapun byan tetap akan bisa pergi, lagian apa sih untungnya menahannya dirumah? Toh, Kak genta juga akan pergi pagi ini. Kak sean benar-benar belum pulang kerumah semenjak 3 hari yang lalu karena pekerjaannya dirumah sakit, kak keenan? Jadwalnya selalu merusak acara, ia ada pertemuan dengan klien baru dijepang pagi ini, jadilah malam tadi dengan bantuan kak alice ia berangkat ke bandara.

Meskipun tadi pagi gabriel datang tak diantar ke rumahnya untuk mengajaknya berangkat bersama, karena tak ingin menambah perdebatannya, byan jadi mengiakan saja.

Dan dewi fortuna berpihak pada byan pagi itu, beruntung— gabriel adalah siswa pindahan kelas 12 ia jadi tak perlu khawatir akan diikuti lagi oleh gabriel.

Kelas gabriel dilantai 3, mereka beda 2 lantai, dan juga— akan ada pengayaan ataupun bimbel tambahan untuk kelas 12 setelah jam sekolah selesai sekarang, mendekati ujian-ujian akhir mereka diSHS.

Jadi byan hanya tersenyum lebar saat gabriel melambaikan tangannya dikoridor tempat berpisahnya jalan mereka.

"Iel akan mengusahakan berkunjung, by!!" Teriaknya sambil berlari kecil menjauh. Byan hanya tersenyum mengiyakan. Sepupunya itu memang benar-benar. Tak melihat badan, perhatikan saja tingkahnya yang kekanak-kanakan dengan tubuh seproposional itu, pasti menjadi pusat perhatian yang ada di koridor pagi ini.

Haah— tapi byan tak memusingkannya, ia ada misi hari ini. Hehe.

Bukan, misi ini bukan tentang membalas perlakuan teman-temannya apalagi mencari tahu siapa yang menaruh ember diatas pintu ruang ganti beberapa hari lalu, tapi— adadeh. Tebak sendiri siapa yang mengatakanya.

"Owkay, byan. Just ignore them!"

-

Harinya berjalan mulus— hingga suara pengumuman pemulangan lebih awal karena rapat dadakan yang terjadi untuk para guru.

Haah— ia tak jadi melancarkan misinya, mata byan menelisik satu-persatu para anak dikelasnya, dan mendapati mitzu yang ternyata sedang memandang kearahnya juga.

Byan berfikir sejenak sebelum memutuskan untuk mendekat ke arah mitzu, menurut pemikirannya— mitzu ini adalah anak yang tergolong netral dikelasnya, ia juga selaku ketua kelas, jadi apa salahnya jika ia bertanya sedikit.

"Mitzu,"

"Ya?"

"Boleh byan bertanya?"

"Aku menunggu," ia menopang dagunya diatas meja, anak ini benar-benar tak tahu basa basi.

"Kau tahu pak dolken? Err— maksudku tempat tinggalnya?"

"Pak dolken sakit, ia berhalangan hadir hari ini, jika ingin berkunjung kau bisa pergi sekarang, akan ku berikan alamatnya lewat pesan." Oke, ia menyukai pembicaraan ini.

"Oke, terimakasih banyak, mitzu. Senang bisa berbicara denganmu."

"Ya."

Byan segera kembali ketempat duduknya dan memberekan barang-barangnya. Benar sekali apa kata mitzu, ia bisa pergi sekarang. Toh, robert sama sekali tak akan tahu hal ini jika ia tak memberitahunya'kan?

BYANICE ✓Where stories live. Discover now