3. Julian si JAHAT

11.5K 561 19
                                    












A few minutes before

Byan keluar dengan terburu-buru dari ruangan indoor tadi, detakan jantung yang tak normal membuat napasnya ikut memburu. padahal ia sama sekali tak berlari, hanya berjalan cepat menurutnya, secepat mungkin untuk menjauhi tempat yang sekarang ia sebut menjadi keramat setelah mempertemukannya denganah, Siapa tadi? Apa dia seorang kakak kelas?

Dasar Byan bodoh, ia bahkan tak berkenalan dengan baik kepada orang tadi.

Dan salahkan juga keturunan buruk gen keluarganya yang tak bisa menghafal nama seseorang dengan baik.

Ia menyandarkan tubuhnya di depan lokernya, tangannya ia letakan di atas jantungnya yang masih berdetak tak karuan d begitu semangatnya.

Ya tuhan.. Apa ini jatuh cinta?

Sebuah senyuman kembali terukir di bibirnya, mengingat kejadian tadi membuatnya geli.

Sampai tak mengingat sebuah bekas lebam yang ia dapatkan tadi, senyumnya kembali hilang..

Bagaimana jika kakak-kakaknya mengetahui ini?

Argh.. Byan jadi langsung sebal sendiri mengingatnya.

Ia melihat lihat sekitar. ruang ganti ini sudah kembali rapih. Jika sebelumnya banyak barang yang sedikit berserakan di atas bangkusemuanya telah raib.

Byan jadi reflek mencari jam yang tersedia di ruangan itu. Pantas saja, ini benar-benar sudah memasuki waktu pulang sekolah.

Dengan tergesa ia mengganti bajunya dengan seragamnya yang tadi ia kenakan, ia merapihkan rambutnya sengaja membuat poni buatan untuk menutupi lukanya, semoga saja kakak kakaknya tak menyadari ini.

Ya, semoga saja.

Ia menatap kembali penampilanya. wajahnya tak begitu enak dipandang dengan keadaannya sekarang, Ia lelah ngomong ngomong. perutnya terasa perih. "haaah..." dengan semboyan yang penting yaqeeen akhirnya ia melangkahkan kakinya keluar menuju kelasnya.


...

Ini benar benar jam pulang. Ia memasuki kelasnya yang ternyata sedang berdoa sebelum pulang. membuatnya dipandang tak enak seluruh kelas, Mrs. Ven yang ada di sana menyuruhnya duduk dengan lembut. tak lama, Mereka kembali dengan aktifitas berdoa mereka, Byan tak sempat berdoa. lagi-lagi, Dengan tergesa ia merapihkan barang bawaannya. Jika bisa, Ia tak ingin bertemu kakaknya sehabis ini, ya tuhaaan selamatkan.

Bantu doa ceffat.

...

Dugaannya benar, keluarganya tak akan pernah melupakan sedikit pun janji mereka, apalagi jika pihak merekalah yang jelas diuntungkan dalam perjanjian ini.

kak Keenan bersandar di cup mobilnya yang telah terparkir apik di parkiran sekolah. membuat beberapa kekacauan kecil yang begitu jelas tertangkap indranya. kakaknya membuat banyak anak gadis bahkan guru muda berhenti di dekatnya untuk sekedar menatapnya tanpa berkedip , membuat sebuah kerumunan—bahkan ada yang sampai berteriak histeris saat kakaknya dengan sengaja merapihkan helaian rambutnya yang tak sengaja terterpa angin. hmzzSalahkan orangtuanya yang mencetak generasi terlalu tampan dikeluarganya. Ya, semua salah gen. Slah aja tros.

BYANICE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang