17. Namanya kenares

5.2K 229 4
                                    




Masih pagi, tapi Byan sudah berdebat argumen dengan para kakaknya. dan lagi, tn. Andrew hanya menjadi penyimak setia perdebatan mereka—sembari menikmati sarapannya dengan hidmat.

Bagaimana sih jalan pikiran kakak-kakaknya, dirinya sudah rapih dengan seragam SHS nya, masiiih saja diperdebatkan ingin ke mana, byan rasa 4 hari kemarin sudah lebih dari cukup untuk menjadi tahanan para kakaknya, telinganya bahkan sudah mulai muak mendengar petuah sok bijak mereka, padahal papah juga tak mempermasalahkan hal ini.

"Bodo amaat, byan mau ke sekolah hari ini, penilaian tengah semester udah di depan mata, image byan sebagai murid pindahan jadi  jelek karena gak masuk-masuk, mana byan masuk bukan di awal semester karena adu argumen terus sama kakak.. banyak tugas yang numpuk, dan byan belum dapet banyak temen.." keenan yang pertama kali menghembuskan nafasnya pasrah, diikuti decakan final genta yang sepertinya tak ingin menambahkan lagi.

"Kak Sean terserah papah aja lah.., batu banget si kamu."

Akhirnya tawa tn. Andrew terdengar,

"Yaudah, byan biar papah yang anter ke sekolah. Papah sekalian mau ketemu om jorge, Dari kemarinkan dia gak jadi terus mau besuk byan."

Pekikkan "YESS" byan terdengar setelahnya.




Dan Ashemlah semua wajah kakaknya-_-





...







"Byan, ikut papah dulu ke ruangan uncle jorge, ya?" Yah, tadinya byan akan segera berlari ke kelasnya.

Tapi permintaan papahnya pasti sulit ditolak, dan ia pun mengangguk pasrah.

"Ngapain, pah?" Tanya byan iseng, sesaat sebelum mereka bergerak lebih dekat ke ruangan uncle jorge.

"Nanti kita bicarakan di dalam," tn. Andrew tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, menghasilkan sebuah geraman tertahan dari dalam, siapa lagi jika bukan uncle jorge.

"Gak sopan." Sambut paman jorge dengan merotasikan bola matanya.

Tn. Andrew hanya tertawa mendengarnya.

"Duduk drew.." sepertinya ia belum menyadari kehadiran byan di belakang tubuh tegap tn. Andrew.

"Loh, byan??" Tuh kan.

Byan hanya menggaruk tengkuknya tak gatal,  "Byan sudah baikan?? Andrew?" Tn. Andrew hanya mengagguk dan menepuk tempat di sebelahnya untuk byan duduk.

"Itu waktu yang cukup singkat, maafkan paman belum bisa menjengukmu, by. Paman sangat khawatir saat mendengar kamu hilang.."

"Aku hanya mengunjungi makam momma, uncle.." jorge mengangguk-angguk mengerti.

"Tapi jangan kabur lagi saat paman mengamankanmu untuk tidak olahraga ya, byan.." alamak, matilah ia.

Papah tidak akan suka hal ini.

"Byanice?"

Byan menggigit bibirnya reflek, berusaha menghindari tatapan yang tn. Andrew layangkan untuknya.

"Kita udah bahas ini, by.." deep voice milik tertua Anaies akhirnya terdengar.

Uuh— mom:(, byan ingin menangis saja.



"I'm soo sorry dad:(" cicitnya pelan, tak berani menatap yang lebih tua.

"Papah gak suka kalau byan melanggar janji, byan tau betul, bukan?" byan menundukkan kepalanya dalam-dalam, menatap penuh minat ujung seragam yang kini telah lusuh akibat ulah rematan tangannya.

BYANICE ✓Where stories live. Discover now