27. Akhirnya konsul sama papah.

4.4K 219 16
                                    



Haloo syang syang kuw, ada yg nunggu aku up gak nii, xixixi.


Hei, ngomong-ngomong ini panjang. Kalo ngerasa kurang nyaman gausah dibaca ya, terimakasih✨✨
-

Ada kejadian yang terjadi malam tadi, nanti areen ceritakan, ya?-byan.

-Iyaiya🙄


♥♥♥



Pagi ini byan dikejutkan oleh jam kecil di meja nakasnya yang menunjukkan angka 10. Ia sontak melompat dari tempat tidurnya sebelum kembali jatuh dan tertunduk dilantai marmer kamarnya yang terasa dingin.

Ia lupa kejadian semalam yang pasti membuatnya lemas dipagi ini, dan lagi, napasnya begitu terasa tercekat dipangkal tenggorokannya. Byan tertunduk sebentar sebelum kembali mencoba untuk berdiri.

Ia akhirnya bisa berdiri setelah sebelumnya merasa engap yang begitu luar biasa didadanya.

Dengan perlahan ia bangkit dan berjalan keluar kamar.


Mengapa tak ada satupun dari kakaknya yang membangunkannya sih?

Byan mendumal sambil menuruni tangga rumahnya, ia masih bisa melihat mobil para kakaknya terparkir apik dipelataran kediaman Anaies, berarti kakak-kakaknya masih berada dirumah sekarang.

Lihat saja nanti.

*areen ketawa.

Byan belum menemukan mereka, tapi malah dipertemukan Robert yang sepertinya akan bejalan kearahnya, pasti ada salah satu maid yang memberitahukannya jika ia ada disini. ia ingin menghindar — berlari cepat dan tak berpapasan dengannya—

Namun disinilah ia, berakhir bersitatap dengan asisten pribadinya, Atau lebih tepatnya mungkin, pengasuh pribadinya.

"Silahkan pergi ke ruang makan terlebih dahulu, nona." Intonasi menjengkelkan itu kembali terdengar. Ada hasrat ingin melarikan diri seperti apa yang pernah ia lakukan saat usianya belum menginjak 10 tahun jika robert mengajaknya untuk makan. Tapi ia sedang tak bisa, coba ingat bagaimana kondisinya sekarang.

Mau tak mau, dengan langkah gontai byan menuruti perintah Robert.

Ia juga butuh air, ngomong-ngomong.





Byan hanya terdiam saat Robert menyodorkannya sebuah tablet dan segelas air. Ia yang malas berkomentar hanya menenggaknya dalam diam. Dilanjut dengan menu sarapannya pagi ini, ia jadi lupa akan tujuannya turun dari singgasananya.

"Robert," robert hanya menoleh sebentar, lalu kembali fokus kepada pekerjaannya— memerintah beberapa maids untuk menata menu sarapan nona mudanya diatas meja.

"Robert, ya! I'm talking to you!" Byan gemas juga.

"Yes, what can i help, nonby?" Tepat, robert juga selesai dengan tugasnya.

"Kenapa enggak ada yang bangunin byan pagi ini. Termasuk kamu robert." Byan sengaja menatap pengasuhnya itu lama.

Dan dengan santainya robert menjawab, "itu perintah," dahi byan mengkerut seketika.

"Apa? Perintah siapa?"

"Tuan andrew yang memerintahkan seluruh maids agar tidak ada yang mengganggu tidur nonby sampai nonby terbangun."

BYANICE ✓Where stories live. Discover now