34. True love is family loves.

4K 276 54
                                    


Plagiator itu gak ada otak ya, yang nulis ngarang bukan asal ngarang, ada banyak pertimbangan. jadi, yang merasa berniat atau bahkan sudah memplagiat apa yang saya tulis disini sebaiknya anda mundur, tinggalkan lapak saya. Miris melihat banyak penulis hebat karyanya dijiplak seenak jidat.

Ini antisipasi,

Meskipun tulisan saya abal-abal, saya make otak mikirinnya.

Jadi temen-temen kalo nemuin adanya plagiator mohon hubungi saya kkkk.

Terimakasih🌈🙇🏼‍♀️

Happy reading.✨✨


.....

Mengapa tak kunjung berdering bel sejak tadi? Bahkan tak ada yang melerai lapangan utama yang sedang dijadikan tempat unjuk kebolehan dalam menyatakan cinta, padahal letaknya dikelilingi gedung KBM, tapi tak ada yang mencegah kegiatan itu terjadi.

Byan merutukinya untuk sesaat, apalagi saat mendengar pengumuman tentang diadakannya rapat dadakan untuk semua guru, tentunya akan menambah jam kosong untuk mereka. Byan mengumpat.

Ia segera berbalik menembus barisan anak-anak dibelakangnya, nafasnya tak kuat berada ditengah-tengah banyak orang, mereka berebut oksigen.

Byan dengan perlahan mengeluarkan ponsel pintarnya dan langsung mendial sebuah nomor disana.

Tak lama, ia tersambung..

"Alright, Kami menuju sekolah sekarang, nonby." Kalian pasti tahu siapa,

Padahal byan belum mengatakan apa-apa, robert peka sekali.

"Ada yang ingin disampaikan lagi, nonby?" Robert tau, byan jarang menghubunginya, hanya saat-saat tertentu dan hanya sebatas mengatakan keinginannya lalu ia memutuskan sambungan.

Ini sudah berlalu beberapa detik, nyatanya byan mendadak kelu diujung teleponnya.

"Nonby, baik baik saja?"

"Ah, E-eum.. iya, a-aku baik." Sial, ia tergagap.

Byan menutup sambungan itu segera. Ia mendesah gusar, pikirannya berputar putar kebeberapa hal yang sama.

Dadanya terasa sesak.

-

Byan kembali ke rumah sekitar pukul 9 pagi, tak ada tanda-tanda kehadiran para kakaknya apa lagi papah.

masih ada beberapa jam sebelum ia kembali melihat pacar kakaknya itu, jadi ia memilih tidur, tak mengindahkan tawaran Robert yang menawarkan kukis-kukis yang baru dibuat rico yang sedang gabut didapur.

Kepalanya berdenyut, lagi lagi dadanya terasa sesak. Ia masih terbayang dua sejoli itu dilingkupi drama remaja tadi pagi.

Semoga saja dengan menutup mata ia bisa melupakan kejadian itu dan kembali bersikap biasa, ya, semoga saja.




"Byanice, maafkan momma, nak."
Wanita berparas cantik itu tampak begitu letih, kata maaf terus terlontar dari selipan bibirnya, matanya terpejam erat seakan menahan sesuatu yang begitu menyakitkan dalam dirinya. 

Tak lama jeritan yang sarat akan keputusasaan terdengar. Disusul suara tangis dan suara berdenging dari sebuah alat penentu garis kehidupan.

Byan tak bisa bergerak untuk membantu, badannya terasa membeku, matanya terpaku menatap tubuh wanita itu yang mulai kehilangan kehangatannya. 'M-momma.'

BYANICE ✓Where stories live. Discover now