36. Let's fight this together.

4.2K 283 20
                                    


yang kemarin hit 100 votenya cepet banget😭
Jadi ini sebagai tanda terimakasihnya.
*sebenernya mau up kemarin, tapi belum selesai ngetik setengah bagian, semangat kalian mantap sekali🤧

Dan untuk yang udah ngertiin tentang isi komen, makasi banyaak💛

Enjoy🌈✨





Sorry for the typo, ni aku ngetiknya secepet kilat.

-

Byan terbangun dengan keadaan yang lumayan membaik dari kemarin, tapi matanya yang sembab dan keadaannya yang belum sadar betul tak bisa ditahan untuk tidak ditertawakan oleh genta. Ya genta.

Ia sudah terlatih untuk menggunakan mulutnya sekarang, ceramahan kak keenan memang mujarab, ampuh;)

Alice juga tak menyianyiakan hal itu, saat byan masih bengong dengan keadaan sekitar ia membantunya untuk sedikit bersandar diposisinya lalu alice sendiri mengambil jatah makan byan siang itu dan mulai menyuapinya.

Byan tak menolak, ia termenung bak orang linglung. Alice sampe harus beberapa kali melirik genta yang terbahak disofa ruangan. Genta itu, kan ia jadi ingin tertawa juga.

"Kak,"

"Hm?"

Byan akhirnya melihat ke samping, matanya Mengerjab beberapa kali, tiba-tiba menangkap sinyal bahaya, meidey-meidey!!

"IH, byan gak suka bayam!" Sentaknya tiba-tiba, menunjuk sendok yang sudah penuh terisi makanan. alice ingin tertawa sebenarnya melihat ekspresi byan, tapi dari pada ia kena ambek juga karena byan masih dalam mode sentifnya, ia pura-pura tak mengerti.

"Ih dari tadi juga byan makan kok." Wajah yang awalnya mengerut tak suka itu mendadak blank.

"Enak 'kan?" Lanjut alice lagi dengan ekspresi pongahnya.

"Tapi byan gak suka bayam!"

"Orang dari tadi byan kakak suapin dimakan aja kok. Tandanya gak ada yang salah dong." Byan termenung sesaat. mengecap ulang lidahnya. Sepertinya tak ada yang salah.

"Yeh, dasar ngalawak." Cibir alice. Tawa genta kembali terdengar membahana.




Sudah selesai dengan sarapan siangnya, byan dibantu kak Alice dan seorang suster untuk membersihkan dirinya. Byan protes badannya yang bau kecut. Maklum belum bebersih 2 hari setelah mandi keringat berkali-kali

Awalnya alice menolak, badan byan masih lumayan hangat, lagian tak begitu kecut kok, itumah mulut keenan saja yang keceplosan. Jheheheh.

Keenan datang saat jam makan siang, pas Untuk menggantikan genta yang harus mengganti pakaianya alias pulang, dari sana, ia datang langsung mengecup pucuk kepala byan saking gemasnya sudah lama tak berinteraksi dengan byan yang sadar sepenuhnya. Ia hanya bercanda saat mengatakan. 'Iih byan bau kecut ah.' dengan ekspresi yang dibuat semeyakinkan mungkin sambil memegang hidungnya. Tapi ia hanya bercandaaaa.

Tapi byan yang kepikiran jadi meminta dimandikan siang-siang.

Padahalkan Alice tau jika wangi khas anak itu masih menempel erat ditubuhnya meski belum mandi resmi beberapa hari. Duh, dasar.

"Nah, udah bersih tuuh, duh cangtipnya adek kakak." (Cangtip=cantik;) Alice sengaja bernada mencibir saat selesai menaruh baju kotor byan.

Byan menyengir, "Makasih kakak. Jadi kapan kita pulang?"

Keenan maju dengan cepat untuk menjitak, sambil menyampirkan jas formalnya ke kursi single disebelah ranjang byan.

"Asal aja kalo ngomong." Bibir byan mengkerucut sebal.

BYANICE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang