47. LAST EPILOG.

4K 247 49
                                    

Maybe.
Warning! Capter ini panjangnya pake banget. Enjooiii.

Gak suka? Close aja! Mudah.
.

.

Alis byan menukik tajam, terus menatap tak percaya sosok yang begitu terlihat tenang disisi tubuhnya, sedang mengantri giliran mereka untuk check in pesawat dengan tujuan Indonesia. Keberangkatan new york-Jakarta.

Indonesia.

Itu yang membuat byan geram.

Tak ada yang mau memberitahunya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Terlebih Ares yang malah seperti orang linglung terus-terusan mengecup bibirnya. Mau tak mau membuat byan kembali terdiam, memperhatikan sebelah tangannya yang diapit di ketiak sang dokter dengan rapatnya.

Tak mengijinkannya beranjak sedikitpun dari sisinya, takut-takut jika terlepas sedikit, byan akan hilang ditelan bumi. Lucu sekali.

Seorang yang menyambut mereka untuk check in sedikit menahan senyumannya, apalagi beberapa kali melirik byan yang tampaknya sangat bermood buruk disebelah lelaki yang begitu tegas mengapitnya.

"Ah, silahkan, sir. Lewat sini." Ares mengangguk, sedikit menundukkan kepalanya ke arah kanan untuk melihat keadaan byan.

"Sudah?" Staf itu mengangguk, menunjukan jalan kepada keduanya.

Byan sedikit tak rela melihat Zeika yang kian mengecil dipandangnya.

Cih, tapi apa pedulinya, Zeika tak pernah mendengar apa katanya. Ia hanya menuruti papah dan Ares layaknya sebuah mesin yang disetting khusus untuk sang majikan.

Hei, jika ia lupa ia juga anak dari sang majikan!

Gerutuan byan didalam hati itu berdampak pada gerak tubuhnya yang aneh yang mempengaruhi Ares untuk mau tak mau kembali meliriknya.

"Ada apa, by?" Byan mengalihkan pandangannya. Kearah Ares, hampir saja hidung mereka bertabrakan jika byan tidak reflek menghindar.

"Ya! Jaga jarak aman." Byan bersungut. Meskipun tangannya masih terjepit diantara lengan Ares.

Ares terkekeh, dengan tangan yang menggenggam pasport milikya dan milik byan ia mengusap Surai coklat byan perlahan, sesekali membenarkan beberapa helai rambut yang keluar dari jalurnya. "Kenapa? Kita mau langsung boarding, mau sesuatu dulu?"

Byan sedikit mendengarkan jika yang satu ini, meskipun matanya melihat kesembarang arah menghindari netra kakak kelasnya.

Byan teringat kopi, sepertinya belum ada sedikitpun kopi yang masuk ke dalam lambungnya hari ini.

"Em.. anu.. byan mau.."

"Mau.." Ares dibuat tak sabar, mereka masih melangkah mengikuti seorang staf yang tampaknya berjalan mengikuti kecepatan mereka.

Byan berfikir, haruskah ia meminta?

"Kak.."

"Ya.. mau apa, by?"

"Nanti dikasih gak?"

Ares sedikit mendongakkan kepalanya melihat atap bandara yang begitu tinggi diatasnya, berfikir.

"Hmm.. tergantung lah, kalau bisa ya kakak kasih. Kalo gak bisa mungkin lain waktu," byan rasa ia masih ada harapan.

"Gimana kalo kita beli kopi dulu?" Nah, ini yang sudah Ares tunggu.

Ia mendengar banyaaaak sekali fakta baru tentang byan. Tentang kesukaannya yang beralih dari coklat menjadi maniak kopi. Kurang baik untuk kesehatan, candunya berbahaya. Dan byan sudah diidentifikasi kan sebagai yang terkena dampak candu dari kafein.

BYANICE ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora