48. EXTRA PART (Imagine)

3K 226 33
                                    

Ni jadinya kalo sekuel Byanice beneran dirilis.

°

°

°

°

°

Ares berdecak saat mengetahui kabar terkini tentang keadaan istrinya. Ia sedang ada perjalanan kerja bersama rumah sakit yang sekarang berada di pimpinnya.

Sudah 3 hari ia membiarkan byan kembali tergila-gila dengan dunia perkantorannya.

Kesayangannya itu bahkan tidak membuka ponselnya saat bekerja, pesannya terabaikan. padahal Ares tahu seharusnya ialah yang sibuk dengan pekerjaan disini.

Mereka telah kembali ke New York Dua bulan setelah melangsungkan pernikahan di tanah air, dan kembali ke sini atas permintaan byan.

Rencananya juga mereka akan tinggal disini berhubungan dengan rumah sakit yang kini menunjuk Ares sebagai salah satu direkturnya juga perusahaan jasa byan yang tak bisa terus-terusan ditinggalkan. Walaupun awalnya Jira jelas yang paling menolak atas kembalinya byan ke new York, tapi mereka bisa apa?

Perusahaan pun butuh pemilik mereka.

Ares mengetikkan pesan balasan untuk Jira, meminta bantuannya agar membantu menjaga byan disana. Juga Zeika, yang kini naik jabatan menjadi asisten pribadi Ares disana.

Masih ada 4 hari tersisa untuk perjalanan kerjanya. Dan ia hanya bisa berdoa semoga byan masih bertahan sampai saat dirinya kembali ke sana.

California terasa dingin tanpa byan. Padahal suhunya terkadang mencapai 37 derajat di siang hari.

Cukup aneh memang jika disangkutkan dengan perasaan.

***

Byan menghela nafasnya untuk kesekian kalinya pagi ini. Perusahaan rintisannya ternyata begitu banyak menuai kesalahan saat ia pergi, bahkan seseorang sudah bisa memanipulasi data pemasukan untuk keuntungannya sendiri, tawaran dari berbagai agensi seenaknya di-cancel untuk alasan yang tak jelas.

Byan kalang kabut. Seseorang yang memalsukan data malah bisa-bisanya menuntutnya dibalik kuasa hukum.

Lucu memang, tapi ini masalah serius. Perusahaannya bisa saja gulung tikar karena masalah ini.

Itulah mengapa ia memanggil seorang penasihat hukum disini. Obrolan serius mereka cukup memakan waktu yang tak sedikit. Byan sudah dua kali mengganti cangkir kopinya.

Sarapannya kembali terlewat, ponselnya lagi-lagi diabaikan. Semua panggilan dialihkan kepada sekretarisnya yang mungkin sedang rusuh menangani begitu banyak panggilan yang masuk ditujukan untuk byan.

"Tenang, by. Kita masih bisa memenangkannya di pengadilan. Buktinya cukup kuat, tapi jika sampai kalah.. resikonya memang benar-benar separah itu." Byan mengangguk, ekspresinya sulit sekali ditebak, bahkan untuk seorang pengacara sekalipun yang sudah cukup banyak menangani kasus seperti ini. Tapi untuk byan, reaksinya bahkan kelewat tenang-- datar, Silla jadi tak mau berlama-lama duduk dihadapan pemilik gedung bertingkat ini.

"Ya, saya percaya, lakukan apa yang terbaik, mengenai resiko.. sepertinya saya sudah menyiapkan untuk keputusan yang terburuk." Silla menatap sedih byan yang dihadapannya. Tampaknya sosok didepannya begitu baik mengurus perusahaan rintisannya sendiri. Apalagi jika sudah terkait masalah seperti ini, walaupun terlihat rapih dan profesional. Guratan lelah itu sedikit terbesit dalam raut wajah byan.

BYANICE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang