RENJANA 25

57 4 0
                                    

Hello happy saturday night guys..
Jangan lupa vote dan comment yaa..

-

Kinan dan rombongannya sudah sampai di Basecamp Selo yang ada di desa Genting, Boyolali. Jalur Selo memang merupakan jalur pendakian paling populer di gunung Merbabu karena pemandangannya yang indah. Setelah menempuh perjalanan dengan kereta, mobil dan motor, akhirnya ia bisa mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Kinan merebahkan tubuhnya, ia menaruh kerilnya di sampingnya. Sonya juga melakukan hal yang sama. Sejenak Kinan memejamkan matanya dan mencoba tidur. Sekelebat wajah Geo yang marah muncul di pikirannya, membuatnya langsung membuka matanya.

“Son, gue minjem hp lo.”

Sonya membuka matanya, tanpa bertanya ia menyerahkan ponselnya pada Kinan. Ia merubah posisinya sehingga menghadap Kinan, ia memperhatikan temannya itu menekan deretan nomor di ponselnya dan menekan tombol dial untuk nomor tak dikenal itu. Ia diam memperhatikan, sebenarnya ingin bertanya, tapi merasa tak punya hak karena ia tidak sedekat itu dengan Kinan.

Nada sambung terdengar beberapa kali, Kinan menggigit kukunya, gugup apakah Geo akan mengangkat telepon dari nomor tak dikenal seperti ini. Ia memang sudah hafal di luar kepala nomor telepon Geo. Cowok itu selalu menegakan pada Kinan untuk menghafal nomornya, Ocha dan Bella untuk keadaan darurat yang mungkin terjadi. Bahkan Geo menempatkan sendiri nomornya di nomor 1 panggilan cepat di ponsel Kinan.

Halo?”

Kinan menahan napasnya tanpa sadar saat suara Geo terdengar di seberang telepon.

Sonya di sampingnya menepuknya, menyadarkan Kinan untuk segera bicara pada orang yang diteleponnya.

“B—bang Geo......” bisik Kinan ragu. Sebenarnya ia tak yakin apakah Geo marah, tapi sepertinya cowok itu tahu kalau ia pergi tanpa pamit dan membuat panik Ocha dan Bella.

Tak terdengar jawaban di seberang sana, jadi Kinan kembali berkata, “Ini Kinan.”

Tau.” jawab Geo segera.

“Aku mau ngabarin aja, aku baru sampe di basecamp Selo.”

Eh-hm..”

“Bang Geo marah? Aku minta maaf kalo aku nggak pamit... maaf karena ngilang lagi... bikin yang lain khawatir lagi...”

Jangan dijadiin kebiasaan... kasian yang lain yang nggak tau jadi panik...” jawab Geo lembut.

Kinan menelan ludah, “Iya, maaf... soalnya aku takut nyalain ponselku...”

Hmm... kapan mulai naiknya?”

Kinan mengangkat alisnya, Geo tidak bertanya mengapa Kinan tak mau menyalakan ponselnya, berati kemungkinan ia sudah tahu soal masalah teror itu.

“Malem bang, kita ngejar sunset...”

Wow... bahaya juga gelap-gelap.”

Kinan terkekeh, “Aku udah biasa kok, bang...”

Berapa orang rombongan lo?”

“Sama aku jadi 15 orang, ceweknya tiga orang..” Kinan menoleh sekilas pada Sonya yang ikut mendengarkan percakapan, Kinan tak peduli kalau Sonya menguping, toh ia meminjam ponselnya juga.

“Oh, terus ada Bang Arik juga..” Kinan menambahkan, menyebutkan teman sejurusan dan seangkatan Geo yang saat ini jadi pembimbing MAPALA kampusnya.

Iya.. gue udah nitipin lo ke dia tadi.”

“Oh, iya.. makasih jangan?”

Geo terkekeh, “Makasih dong, kan udah dijagain..”

“Oke... nanti baliknya bisa jemput di stasiun, nggak, Bang?”

Hari apa lo balik? Biar gue tandain.”

“Hari Minggu ini. Nanti aku kabarin lagi..”

Oke.. hati-hati! Gue mau lo pulang utuh tanpa lecet!

Kinan tak bisa menahan senyumnya, “Iya Bang... dah...”

Setelah teleponnya diakhiri, Kinan tidak bisa berhenti tersenyum. Ia menatap langit-langit basecamp tanpa menyadari Sonya di sampingnya sedang cekikikan.

“Abangnya Ocha, ya?”

Kinan menoleh cepat, kaget mendengar suara Sonya, “Ho-oh..”

“Segitu sukanya sama dia?”

Kinan mengerutkan dahi, “Kok lo tau gue suka dia?”

“Emang gue bego? Lo keliatan banget suka sama dianya. Si Ocha ngasih?”

Kinan menggedikkan bahu, “Kalo dia nggak ngasih gua takol tu anak!”

“Kayaknya dia juga suka sama lo, ya, jadi deh lo kayaknya sama dia..”

“Kata siapa lo? Jangan sok tau, dia nganggep gue adeknya doang.” Kinan mencibir kesal.

Sonya menggeleng, “Dari dia ngomong ke lo di telepon sih keanya dia nggak nganggep lo adek, Nan.”

Kinan mengerutkan dahi, “Jangan bikin kesimpulan sendiri, gue jadi ge-er nih!”

Sonya menggedikkan bahu, “Yaudah coba tidur dulu sebentar, semaleman kita jalan nih!”

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang