EPILOG 1

157 8 1
                                    

Hulaaaaa, sebelum bacaaa jangan lupa pencet tombol votenya yaaa💕

-

Geo kelas 4 SD ketika ia pertama kali bertemu Kinan. Kinan yang masih kelas satu SD sekelas dengan Ocha dan Bella. Mereka bertiga langsung menjadi teman baik di hari pertama masuk sekolah. Sore itu Geo sedang menunggu Pak Burhan menjemputnya dan Ocha pulang sekolah di selasar lobi saat Ocha membawa serta kedua teman barunya itu untuk menunggu jemputan mereka di tempat yang sama.

Bella berkuncir kuda, sementara Kinan yang tembam berambut pendek seperti Dora. Kelompok ‘sepertungguan jemputan’ itu bertambah, yang tadinya hanya ada Geo dan Ocha, kini ada Geo, Ocha, Bella dan Kinan. Selama dua tahun mereka berempat selalu menunggu di selasar yang sama setiap siang sebelum akhirnya Geo lulus dari SD.

Geo masuk SMP saat Kinan naik ke bangku kelas 3 SD. Geo masuk SMA saat Kinan naik ke kelas 6 SD. Geo masuk kuliah saat Kinan kelas 9. Geo lulus kuliah saat Kinan kelas 12. Geo melihat semua perkembangan Kinan hingga ia sudah terasa seperti adiknya sendiri.

Watak Kinan yang introvert membuatnya lebih mengkhawatirkan dirinya ketimbang Bella atau adiknya sendiri meski ketiga selalu bersama. Kinan sulit bertemu orang baru sementara Bella sangat supel dan Ocha tak banyak ambil pusing. Kinan tak bisa menyetir motor apalagi mobil sementara Bella jago mengendarai keduanya dan Ocha gila mobil.

Mereka bertiga sering pergi liburan bersama dengan syarat Geo harus ikut bersama mereka. Ia sendiri tak keberatan menemani ketiganya dan berakhir menjadi kacung ketiganya. Jadi fotografer, tukang pikul belanjaan, supir hingga tour guide.

Alasan lain mengapa ia lebih mengkhawatirkan Kinan dari Ocha ataupun Bella adalah karena kejadian ketika Kinan kelas 11 dan ia berada di tahun ketiganya di universitas. Mereka berempat lebih dari tahu kalau ayah Kinan adalah orang yang kasar, Geo bahkan tak perlu bertanya mengapa jika Kinan terlihat tak fokus di sekolahnya. Puncaknya adalah ibunya harus dilarikan ke rumah sakit karena ayahnya mengamuk.

Geo sepenuhnya ingat bagaimana hancurnya Kinan ketika ia datang ke rumah sakit dengan seragam olahraganya—tak membawa apapun selain tubuhnya sendiri. Ia sudah lebih dulu datang ke rumah sakit bersama mamanya dan Rena—mama Bella. Ocha dan Bella datang paling akhir membawakan barang-barang Kinan yang tertinggal di sekolah.

Hari itu Kinan tidak menangis, bahkan saat dokter mengatakan kalau ibunya berakhir koma karena luka di kepalanya. Ia juga tidak mengatakan apapun, tidak makan apapun dan hanya menatap kosong lantai di depannya. Ia tak bergerak dari tempatnya bahkan untuk masuk ke dalam ruang ICU, melihat keadaan ibunya.

Ketika ayahnya datang, menangis memohon melihat keadaan istrinya, Geo mengira Kinan juga hanya akan diam saja, seperti selama ini ia selalu diam ketika ayahnya memukulinya atau ibunya. Tapi ia salah besar.

Kinan bangkit dengan cepat, memekik mengusir ayahnya dengan wajah memerah marah. Tak pernah Geo melihat Kinan semenakutkan itu.
Ketika ibunya akhirnya meninggal tanpa sempat sadar, Kinan menangis sejadi-jadinya, memeluk jasad ibunya, meraung menyuruhnya bangun. Geo mengingat semua itu sebagai hari paling menyakitkan dalam hidupnya.

Kinan mengusir ayahnya, memutus ikatan apapun yang tersisa di antara keduanya, menjawab semua pertanyaan polisi yang akhirnya turun tangan menyelediki kasus ini dan tersenyum ketika akhirnya jaksa memenjarakan ayahnya dengan tuduhan pembunuhan terencana. Ya, tersenyum!

Sejak hari itu, Geo membuat catatan dalam pikirannya untuk terus mengawasi Kinan baik-baik. Ia tak sanggup jika harus menyaksikan sekali lagi betapa hancurnya Kinan saat itu. Ia mengurus segala hal yang berkaitan dengan Kinan sejak saat itu. Ia yang memang sudah hidup mandiri sejak lulus SMA, bahkan akhirnya mengambil alih kewajiban menjadi wali Kinan sejak saat itu.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang