RENJANA 44

61 3 0
                                    

Bella sedang di kelas. Ocha tidak bisa menemuinya untuk memberitahukan perihal hubungannya dengan Raka. Alhasil ia putar haluan menuju Rumah Rehab, memutuskan untuk menemui Intan dan menceritakan semua ulah Raka pada Bella. Ia curiga bahwa Intan sebenarnya tahu rencana Raka yang kemungkinan besar tidak baik. Ia menemukan Intan di bawah pohon kelengkeng yang menaungi pinggiran kolam ikan koi yang luas.

Ocha menyapanya hangat, memutar otak bagaimana baiknya ia membuka percakapan mengenai anaknya. Intan terlihat murung hari itu, wajahnya lebih pucat dan terlihat amat lelah. Ia membiarkan rambut panjangnya tergerai menutupi sebagian wajahnya yang cacat. Ia tersenyum lemah ketika tadi melihat Ocha datang.

“Aku mau ngomong soal Raka, Tan...” ujar Ocha ragu-ragu.

“Kenapa?” tanyanya pelan.

“Tapi sebelumnya aku minta maaf kalau aku terkesan kurang sopan dan terlalu ikut campur urusan keluarga Tante.”

Intan membalas dengan senyum lemah, tanpa bahwa tak mengapa.

Dengan satu tarikan nafas berat akhirnya Ocha mulai menceritakan semua kejadian yang melibatkan Raka, keluarganya dan sahabatnya, Bella. Ia menceritakan bagaimana Raka sejak awal sudah berusaha mendekati Bella dan tidak memberitahu soal hubungan mereka sebagai saudara tiri. Ia juga menjelaskan bagaimana ia akhirnya tahu soal fakta ini dan memilih tak memberitahu Bella karena Raka berjanji akan memberitahu Bella soal ini. Tapi terakhir Raka malah sekonyong-konyong menyatakan perasaan sukanya pada Bella dan membuat Ocha bertanya-tanya apa sebenarnya maksud Raka. Cowok itu harusnya tahu mereka adalah keluarga karena mama Bella sudah menikah dengan ayahnya, tapi mengapa cowok itu malah bersikap seperti sekarang.

Sepanjang cerita Ocha tak bisa menghilangkan kerutan di dahinya. Ia luar biasa bingung dengan sikap Raka. Sampai kapan ia akan menyembunyikan hal ini dari Bella? Bagaimana kalau akhirnya Bella tahu dari orang lain? Bagaimana jika akhirnya ia tahu soal hubungan mereka yang meski bukan saudara kandung tapi tetap terhitung keluarga? Ocha menggeleng tak mengerti.

Intan mendengarkan semuanya dengan baik. Tidak menyela barang sekata pun. Ia mengangguk takzim ketika Ocha meminta persetujuannya dan menggeleng ketika ia sama bingungnya. Ia sendiri sebenarnya tak tahu mengenai hal ini dan amat terkejut mendengarnya dari Ocha. Ia hanya tahu satu hal, kalau anaknya itu sangat membenci wanita yang dinikahi suaminya tujuh tahun lalu yang ternyata adalah ibu dari sahabat Ocha. Dengan berat hati ia menyampaikan bahwa ia sama sekali tidak tahu menahu soal maksud Raka, ia hanya bisa membantu untuk coba bicara dengan anaknya mengenai hal ini.

Keesokan harinya ia terkejut mendengar teman-teman kuliahnya membicarakan sebuah berita viral yang dirilis hari ini. Mendadak semua pemberitaan mulai dari online dan siaran televisi memberitakan hal ini. Ocha yang tak suka menonton infotaimen tak tahu apa-apa sampai teman sekelasnya memberikannya sebuah artikel dari ratusan artikel yang membahas hal viral itu. Matanya membulat kaget melihat nama Agung Baskara disebut memiliki wanita simpanan di dalam berita itu.

Selanjutnya ia mencari sendiri berita-berita soal itu di internet. Ia kaget bukan main melihat kalau berita ini benar-benar mendobrak dunia infotaimen karena Agung Baskara adalah pengusaha yang cukup terkenal dikalangan artis. Meski nama wanita simpanannya itu tak disebut, Ocha yakin seratus persen bahwa itu adalah Rena, mama Bella. Ocha mendecak mendapati bahwa semakin siang berita yang beredar semakin kacau. Insting pertamanya yang muncul adalah segera menemui Bella.

-

Ketiganya sudah berkumpul di taman kampus. Di bawah rindangnya pohon angsana yang memayungi, Ocha dan Kinan mengapin Bella yang sedang menggigit jarinya membaca berbagai artikel soal mamanya. Ia sendiri terlihat amat terpukul melihat rilisnya berita ini, meski ia tak bisa menyangkalnya. Inilah mengapa ia membenci Rena, karena dimatanya, mamanya tepat seperti wanita murahan yang disebut dalam berita ini.

Bella anak yang cukup rasional, ia tak mudah goyah hanya karena masalah seperti ini. Meski wajahnya pias, kedua sahabatnya masih bisa melihat percik amarah besar yang sedari tadi coba ia tekan. Ia meyakini pasti ada seorang informan yang membocorkan semua hal ini pada media. Selama ini, 7 tahun pernikahan siri mamanya dan Agung, tak pernah ada satu berita pun yang muncul, pasti ada pihak yang sengaja membocorkannya untuk tujuan tertentu. Dan mencari tahu siapa informan itu adalah hal terpenting untuknya sekarang.

Kinan yang pernah mengalami hal yang saat ini Bella alami—meski berbeda kasus—sejak tadi diam saja. Ia teringat kembali ketika ia pergi sekolah dan semua temannya memandangnya ngeri bercampur kasihan dan jijik karena berita soal ayahnya yang heboh waktu itu. Itu adalah saat terberat untuknya, di mana ia hampir hancur kalau saja tak ada Ocha, Bella dan Geo di sampingnya—terutama Geo, ia yang paling berjasa membuatnya bertahan hingga saat ini.

Ocha diam-diam mencurigai Raka sebagai dalang dari semua ini. Tapi ia tak bisa mengatakannya pada Bella kalau belum memastikannya sendiri. Melihat Bella yang tak bicara apa pun soal Raka, ia yakin cowok itu sampai saat ini masih belum mengatakan apa pun pada Bella, membuatnya  makin risau menebak-nebak apa sebenarnya rencananya.

“Gue harus ketemu nyokap gue secepatnya,” kata Bella.

Lihat bagaimana ia malah ingin bertemu mamanya setelah pemberitaan miring tentangnya dan bukannya malah menghindar. Orang lain mungkin akan sibuk memikirkan cara bersembunyi, cara bagaimana mereka bisa sesegera mungkin memutuskan hubungan orang tua-anak yang membelenggu di saat seperti ini, tapi Bella, dengan segala egonya memilih mengkonfirmasi sendiri pada Rena walau ia membencinya.

Bella pamit terburu-buru.

Kinan mengangguk saja dengan lesu.

Ocha juga pamit, ia harus menemukan Raka.

-

Ocha mengetuk pintu ruang dosen bersama fakultas ekonomi dan bisnis. Ia menarik nafas dalam sebelum melangkah masuk. Ia mengucap salam dan bertanya pada salah satu dosen di sana soal keberadaan Raka. Dosen itu menggeleng, ia tak tahu.

Seseorang menepuk pundak Ocha dan ternyata itu adalah Sonya.

“Lo tau Pak Raka ngajar di kelas mana?”

Sonya tersenyum menyayangkan, “Dia udah nggak ngajar lagi. Terakhir gue denger dia berenti jadi asisten dosen karena mau fokus sama tesisnya.”

“Kapan dia berenti?”

Sonya menggedikkan bahu, “Dua hari lalu kayaknya. Dosen ganteng hilang sudah!”

Ocha mengehela napas. Sekarang ia tak tahu di mana bisa menemukan Raka. Ia harus bertemu dengannya hari ini juga, ia tak bisa menunggu.

“Lo ada nomor dia?”

Sonya mengerutkan dahi, “Lo kenapa tiba-tiba nyariin Pak Raka?”

“Ada urusan. Urgent. Gue harus ketemu dia!”

“Emang dia ngajar di DKV juga, ya?”

Ocha menggeleng, “Ada nggak nomornya?”

Sonya akhirnya membuka ponselnya dan memberikan nomor Raka pada Ocha.

Setelah mengucap terima kasih, Ocha langsung melesat pergi. Pagi ini ia kebetulan sedang membawa mobil BMW hitam milik Geo, jadi akan mudah baginya untuk pergi ke tempat Raka di mana pun ia berada.

Di dalam mobil, Ocha mendial nomor Raka berkali-kali. Cowok itu tidak mengangkatnya hingga telepon yang kelima. Ocha mendecak tak sabar dan akhirnya memilih menelepon ke Rumah Rehab.

“Mas Raka lagi ada di sini, kok, Mba Ocha..” kata resepsionis yang mengenalnya karena ia cukup sering mengunjungi Intan.

Tanpa ragu Ocha menginjak gas dan melaju kencang menuju tempat Raka berada. []

-

TBC

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang