RENJANA 28

73 3 4
                                    

Hallo guys, selamat malam minggu.
Mon maap yaa seminggu kemarin ga up, ada kendala guys..

Happy reading..

-

Kinan mengganti nomornya, meski repot, tapi kalau itu satu-satu cara ia terbebas dari segala teror tak apa. Ia harus mengumumkan nomor barunya ke mana-mana dan menjelaskan seadanya alasan dibaliknya. Ia tak mau ambil pusing kalau paket-paket aneh berdatangan, setelah ia menyegarkan dirinya dengan kabur ke Merbabu, ia menjadi lebih tenang. Ia memblok akun-akun tidak jelas yang masuk ke media sosialnya.

Liburan masih berjalan, tapi Kinan tak punya waktu lagi untuk jalan-jalan karena dia akan berangkat KKN. Ia ditempatkan di desa nun jauh di pelosok jawa tengah. Ia tidak pernah ikut survey, tapi menurut kawan-kawannya yang ikut, desa itu benar-benar jauh dari peradaban dan angker. Kinan sendiri tidak takut pada hal-hal mistis semacam itu, ia hanya takut pada orang-orang jahat yang mungkin akan ia temui di sana.

Kinan akan naik kereta bersama beberapa anggota kelompoknya, sementara sisanya ada yang diantar oleh keluarga. Sebenarnya Geo sudah menawarkan diri untuk mengantar Kinan, tapi Kinan tak tega kalau Ocha yang harus mengalah diantar oleh supir karena temannya itu juga KKN di Garut, atau pilihan lain Kinan yang diantar oleh supir keluarga Ocha, Kinan jelas tidak mau. Lagi pula naik kereta lebih seru karena bisa bercengkrama lebih lama dengan teman-teman sekelompok. Perjalanan ke sana dengan kereta memakan waktu sekitar 14 jam, jadi merek punya banyak waktu untuk mengakrabkan diri.

Pagi-pagi sekali Kinan sudah berkumpul dengan teman-teman sekelompoknya. Ada total 10 orang di kelompoknya, yang naik kereta bersama Kinan ada total 7 orang sedangkan yang diantar oleh keluarganya 3 orang. Pukul 6 sore mereka sudah berkumpul di peron kereta. Kinan hanya membawa sebuah koper ukuran sedang, tas kecil selempang dan tas punggung sedang. Sementara teman-teman perempuan sekelompoknya yang lain ada  yang bahkan membawa 2 koper besar dan perintilan lainnya.

Kinan duduk berhadap-hadapan dengan 3 temannya, sementara 3 temannya yang lain duduk di kursi samping mereka, juga berhadap-hadapan. Kinan sengaja memilih kursi yang dekat dengan jendela karena ia suka melihat pemandangan. Dalam KKN kali ini ia kedapatan sebagai divisi dekumentasi. Meski ia tidak sejago Ocha, tapi kemampuannya tidak bisa diremehkan juga. Di sebelah Kinan ada Anjas, cowok jurusan Hubungan Internasional. Ia terbilang cukup cepat bisa dekat dengan Kinan, padahal Kinan sebenarnya adalah pribadi yang introvert, mungkin karena pembawaan cowok itu yang asyik.

Dua jam kereta berjalan, kantuk sudah menyergap Kinan. Ia segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Sementara teman-temannya yang lain masih sibuk bercanda bersama.

Anjas melirik Kinan yang bersandar pada jendela. Ia mengambil topinya dan memakaikannya pada Kinan agar wajahnya tak terlihat. Ia uga menyampirkan sweaternya di atas tubuh Kinan sebelum kembali bercengkrama bersama teman-temannya yang lain.

Malam sudah mulai larut ketika Kinan membuka matanya dan menemukan suasana kereta yang sunyi. Ia menegakkan tubuhnya dan menyadari sweater besar milik seseorang yang menyelimuti tubuhnya. Ia menoleh pada Anjas, menemukan cowok itu menutup rapat matanya dengan masker menutupi wajahnya dan headset terpasang di telingnya. Lehernya tersangga sempurnya pada kursi sehingga kepalanya mendongak sementara tangannya bertaut di atas pangkuannya.

Kinan tersenyum, kini sadar pada topi di atas kepalanya juga. Kinan melepas sepatunya dan menaikkan kakinya hingga bersila di atas bangku. Ia memakai sweater milik Anjas agar tubunya hangat, membenahi posisi duduknya dan kembali memejamkan mata.

Paginya ia terbangun karena tepukan di bahunya. Saat ia membuka matanya ia menemukan wajah Anjas di sampingnya.

“Nan. Ayo cari makan bentar.”

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang