BAB 9

186K 17K 984
                                    

Emot dulu dong buat part ini ♥️♥️

Selamat membaca kesayanganku 🤗

afiqah

Bayangin diri kamu aja

Bayangin diri kamu aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

arsena

****


Untuk saat ini kita memang sejauh bumi dan matahari, berbatas benci. Namun pada akhirnya batas itu akan pudar, menarik kita hingga sedekat cincin yang melingkar di jari.
-
-

Arsena menepati janjinya. Pria itu tidak mengatakan apapun pada ayahnya bahkan ke pihak sekolah. Ia dan Andreas aman tidak mendapat hukuman apapun. Namun yang jadi masalahnya adalah keinginan Arsena. Pria itu mengatakan ingin menikah dengannya.

Bahkan saat ini pria itu beserta ayah dan ibunya mengunjungi keluarganya. Afiqah mengigit bibirnya apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin bisa mengelak apalagi ia sudah terikat perjanjian. Bodoh! Afiqah mondar-mandir mencari cara. Saat ini ia masih berhubungan dengan Andreas hatinya hanya untuk pria itu. Tidak mungkin ia menikah dengan Arsena sedang hatinya hanya untuk Andreas.

Ia tidak ingin pisah dari laki-laki itu. Baginya Andreas adalah kisah cinta yang begitu sempurna. Bukan kehadiran sosok polisi yang tidak tahu malu itu. Afiqah menghela napas tidak ada cara lain sepertinya ia harus mengikuti alur yang di buat Arsena.

***
"Sepertinya Afiqah tidak mengenalimu.." ujar Rehan pada Arsena.

Setelah membicarakan tentang waktu pernikahan anaknya. Rehan mengungkit sebuah peristiwa yang pernah terjadi antara Arsena dan Afiqah dulu. Arsena hanya dapat tersenyum kecut mendapati itu. Afiqah adalah alasannya untuk masuk sekolah kepolisian. Gadis kecil itu dulu pernah menyelamatkannya ketika ia terluka karena tawuran.

Flashback

Arsena berlari dari kejaran polisi. Ia dan gengnya ketahuan sedang ketahuan baku hantam dengan SMA sebelah. Namun langkahnya terhenti melihat bocah perempuan usia tujuh tahun sedang menghadangnya. Arsena mengumpat dalam hati kenapa disaat-saat seperti ini.

"Kak tolongin Afiqah.. lutut afii sakit.. hiks..hikss.. tadi jatuh... Sekarang ngk bisa jalan kak." Afiqah menunjuk lututnya yang berdarah.

"Kakak ganteng jangan diem aja dong! Hiks...hikss... Gendong.."

Arsena luluh melihat limpahan airmata itu. Ia merentangkan tangannya mengangkat anak kecil itu ke dalam pelukannya. Tubuhnya meringis kesakitan, karena tidak sengaja bertabrakan dengan lengannya yang terluka akibat goresan kaca.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now