BAB 32

158K 14K 725
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

***

Waktu sudah malam, setelah makan di salah satu tempat makan mereka bergegas untuk pulang. Afiqah lebih dulu mengecek tiketnya untuk memastikan keberangkatan kereta. Namun di saat ia berusaha mencari di tasnya tiketnya sudah robek entah kenapa. Wajahnya berubah menjadi sendu bahkan hampir ingin menangis.

"Mas tiketnya robek, kalau gini kita ngak bisa pulang!! Hiks...hiks...hiks... Kok bisa robek gini ya padahal tadi ngak kenapa-kenapa." Dalam hati Arsena bersorak senang. Itu adalah salah satu rencananya. Waktu mereka di nol kilometer duduk menikmati senja tangannya yang bebas bergilya melakukan hal itu. Walau ia merasa sedikit bersalah telah membuat gadisnya menangis, tapi itu satu-satunya cara agar mereka menginap di kota ini sesuai dengan rencananya.

"Kan kita bisa beli lagi." Ujar Arsena mencoba menenangkan.

"Tapi udah habis mas, tinggal besok." Ucap Afiqah sambil menunjukkan jadwal tiket kereta yang di carinya di internet kepada Arsena.

"Yaudah beli buat besok." Dengan santai Arsena mengatakan itu.

"Ih mas mah... Ngk seru!!!"

"Atau kita naik pesawat atau bis atau taxi gitu." Usul Afiqah.

"Besok saja sayang ini sudah malam tidak baik untuk pulang."

"Tapi mas kalau nginap kita ngak bawa baju."

"Beli dong!! Uang maskan banyak." Arsena memarkan isi dompetnya. Tentu saja di tanggapi dengan dengusan oleh Afiqah. Gadis itu menatap Arsena curiga jika semua ini ada sangkut pautnya dengan pria itu.

"Jangan-jangan mas yang robekin kan?"

"Hush ngawur kamu... Mending kita beli baju aja keburu malem."

Kemudian Arsena membawa Afiqah ke salah satu toko baju di mall Malioboro untuk memilih baju.

****
Ketika mereka tiba di hotel untuk reservasi kamar. Resepsionis memandang mereka aneh. Mereka terciduk seperti anak nakal yang ingin berbuat mesum karena seragam SMA yang mereka kenakan. Arsena mengutuk dalam hati seragam sialan ini. Andai saja tadi mereka ganti baju sekalian, tapi mau bagaimana lagi, istrinya itu mau ganti baju kalau udah mandi. Padahal alasan kuatnya belum rela lihat Arsena lepas dari seragam SMA.

"Pesan berapa kamar?"

"Satu."

"Dua."

Jawab keduanya bersamaan, membuat mereka menatap satu sama lain. Begitu juga dengan resepsionis yang nampak bingung. Ia penasaran dengan pasangan ini.

"Jadi pesan berapa?"

"Satu mbak, saya sama dia sudah menikah dan kami berniat untuk bulan madu." Jawaban aneh Arsena tentu saja membuat resepsionis itu tambah curiga. Sedang Afiqah hanya menghela napas kasar, ia kesal dari sekian banyak kata kenapa harus kata itu yang Arsena ucapkan.

"Mas kok ada polisi banyak?" Tanya Afiqah yang tak sengaja melihat beberapa polisi masuk ke hall hotel. Dan itu menimbulkan tanda tanya. Apalagi ada salah satu dari mereka yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Mau ada razia kali, mau nangkep pasangan mesum."

"Gawat dong mas, nanti kalau kita di tangkap gimana."

"Kitakan udah nikah sayang. Lagian masmu inikan polisi masa di tangkap polisi."

"Ngak ada jaminan mas. Mas polisi tapi pernah di tilang." Ujar Afiqah mengingatkan kejadian absurd beberapa bulan yang lalu. Sedang Arsena hanya terkekeh. Ketika pria itu ingin memberikan ID card untuk identitas memesan kamar. Tiba-tiba seorang polisi mendekat ke arah mereka.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now