BAB 29

159K 13.9K 762
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Jangan lupa follow vote dan Coment cerita author 😭😭

***

Sudah 3 hari Arsena di rawat dan pria itu sudah merengek minta pulang. Tentu saja Rumah sakit bisa apa selain mengiyakan dengan syarat Arsena harus kontrol juga dan mengganti perbannya. Saat ini Afiqah membantu merapikan barang-barang pria itu. Namun yang ia tidak suka ada Noviantika di sana. Ikut membantu suaminya. Menyebalkannya Arsena tidak mengusir wanita itu malah bersikap ramah dan mengajaknya mengobrol membuat hati Afiqah dongkol.

"Kalau gitu saya pulang dulu Novi. Kalau senggang kapan-kapan main ke rumah ya." Pamit Arsena.

Pria itu tidak sadar apa yang di katakannya membuat Afiqah kesal.  Bahkan gadis itu tanpa sadar menjatuhkan ponsel Arsena yang dia ambil di dekat kasur untuk dia simpan.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Arsena.

Afiqah hanya menggeleng, sedang Arsena menaikkan alisnya curiga. Apalagi melihat wajah kesal Afiqah yang seolah menahan sesuatu. Jadi apa yang dipikirkan gadis itu? Istrinya itu juga nampak  menunjukkan raut wajah yang tidak bersahabat kepada Novi. Padahal mereka tidak ada masalah tapi kenapa seperti saling bermusuhan. Arsena menghela napas, jangan-jangan gadisnya itu cemburu dengan Novi. Tanpa sadar sudut bibir Arsena mengembang senyum. Cemburu tanda cinta bukan.

"Ayo kita pulang," Arsena memeluk pinggang Afiqah sedangkan tangannya yang kosong mengambil alih tas yang di bawa Afiqah. Mereka kemudian keluar dari kamar. Tadi Afiqah sudah memesan taxi online untuk mereka. Karena memang Arsena tidak membawa mobil atau kendaraan apapun ke rumah sakit.

Afiqah diam sedari tadi. Ia melihat ke luar jendela dan tidak menghiraukan Arsena yang mengajaknya berbicara ia hanya menjawab sekenanya. Ia sedang malas karena Arsena menawarkan Novi untuk main ke rumah mereka. Memang ada ya teman cewek suami kamu main ke rumah. Siapa yang tidak kesal coba membayangkan hal itu?

"Dek kamu marah ya?" Tanya Arsena sambil menggenggam tangan Afiqah.

Namun gadis itu hanya menggeleng menjawab pertanyaan Arsena, dalam hatinya mengumpat suaminya itu yang tidak peka udah tahu marah masih nanya lagi. Membuat pria itu menghela napas sabar.

"Bener ngak marah?" Sekali lagi Arsena mengatakan itu.

"Enggak, ngapain Afi harus marah?"

"Tapi kok saya ngak yakin."

"Terserah mas mau apa. Afiqah capek." Dengan wajah cemberut Afiqah menggeser duduknya menjauhi Arsena. Sedangkan pria itu malah mengikuti arah gerak Afiqah hingga mereka menempel di sudut kursi. Hal itu membuat Afiqah berdecak kesal.

"Mas Jangan macam-macam ini di mobil orang!!" Afiqah memperingatkan agar Arsena tidak melakukan hal gila seperti biasanya yaitu mengumbar kemesraan di manapun.

"Kamu cemburukan sama Novi?" Bukannya mendengarkan pernyataan Afiqah. Arsena malah mengalihkan perhatian dengan pertanyaan itu. Afiqah terdiam ia malah jadi terdesak karena Arsena yang semakin memepetnya. Padahal ini di dalam mobil, ia takut jika sopir itu akan berpikiran macam-macam. Beruntungnya supir taksi itu perempuan.

"Ngak mana ada." Afiqah berusaha untuk menutupi rasa cemburunya. Tapi namanya bukan Arsena kalau tidak nekat.

"Beneran, kok mas ngak yakin." Pria itu semakin memepet Afiqah. Hingga gadis itu menyerah.

"Iya Afiqah cemburu." Ucap Afiqah pada akhirnya membuat Arsena tersenyum senang. Ia tertawa geli melihat wajah cemberut Afiqah yang seakan mengundangnya untuk di cium. Sedang Afiqah sudah curiga melihat senyum-senyum tidak jelas itu langsung mendelik.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now