Bab 69

91.7K 6.5K 557
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

****

Afiqah bangkit dari tidurnya, lalu meraba kasurnya di sebelah. Tidak ada Arsena disana. Dimana pria itu berada? Ini sudah pukul satu malam. Tiba-tiba hatinya merasa tak enak. Afiqah menyusuri kamar begitu juga dengan seisi rumahnya. Ia tidak menemukan Arsena.

Dengan tergesa Afiqah menghubungi Rendi. Tapi teman Arsena itu tidak mengangkatnya. Hal itu semakin membuat Afiqah khawatir. Apa dia pergi ke kantor polisi saja ya? Siapa tahu Arsena ada disana?

Baru saja Afiqah ingin keluar. Suara ketukan pintu terdengar. Ia mengambil jilbabnya lalu melangkah membuka pintu itu. Raut wajahnya terkejut mendapati Pangeran di hadapannya. Wajahnya terlihat pucat seperti orang ketakutan.

"Apa nenek kesini?" Tanya Pangeran dengan nada khawatir.

Afiqah menggeleng menjawab pertanyaan itu. Keningnya berkerut lagian untuk apa mertuanya kesini malam-malam.

"Gawat!!! Berarti Nenek hilang."

"APA BAGAIMANA BISA?!!!"

"Aku disuruh kakek jagain nenek. Karena kakek dan ayah ada urusan bisnis. Tapi tadi aku teledor, aku tinggal nenek pas tidur buat ikut balapan motor terus ya gitu nenek hilang."

"Dasar kamu cucu kurang ajar! Sukanya kelayapan!" Afiqah menarik telinga Pangeran hingga pria itu mengaduh kesakitan.

"Putri sama mbak Sheila dimana emangnya? Seharusnya mereka juga ikut menjaga nenek bukan?"

"Bunda sama adik lagi ngurus berkas-berkas Putri yang belum selesai di Jakarta mbak."

"Om Arsena ada nggak mbak. Aku mau bantu minta tolong cariin nenek. Gawat ini! Kalau nenek hilang bisa digantung Pangeran!!" Baru saja Pangeran ingin masuk langkahnya terhenti oleh ucapan Afiqah.

"Mas Arse pergi entah kemana. Pas mbak bangun udah nggak ada."

"Lah terus nasib Pangeran gimana? Jangan bilang si-Om hilang juga?"

"Berisik! Lebih baik kita ke kantornya aja siapa tahu ada mas Arse disana. Sekalian lapor polisi."

Pangeran menarik tangan Afiqah. Menuntunnya untuk menaiki motor.  Jantung Afiqah berdetak tak karuan. Ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi dengan mertua dan suaminya. Kemana mereka berdua pergi? Kenapa bisa hilang bersamaan? Ia jadi teringat perkataan Andreas. Mungkinkah benar? Jika ia Afiqah tidak ingin itu terjadi.

Motor yang dinaiki Afiqah berhenti.  Afiqah menghampiri salah satu polisi untuk bertanya dimana Arsena. Sedangkan Pangeran ia suruh tunggu. Siapa tahu saja salah satu dari mereka ada Arsena di dalamnya.

"Permisi pak, mau tanya Mas Arsena di mana?"

"Ibu, istrinya bapak Arsena."

"Iya pak."

"Suami ibu sudah pulang dari tadi sore."

Pulang dari tadi sore? Bahkan Arsena belum sampai rumah. Bagaimana ini? Batin Afiqah bergejolak. Apa terjadi sesuatu pada suaminya? Afiqah khawatir.

"Kalau begitu makasih, Pak." Afiqah pamit lalu kembali ke Pangeran.

"Gimana mbak?"

"Nggak tau. Kata polisi mereka nggak tau dimana mas Arsena. Aku takut banget Pangeran. Aku takut terjadi sesuatu sama Mas Arsena dan bunda." Pangeran menghela napas sudah ia duga. Lalu Afiqah teringat Andreas yang pernah mewanti-wantinya masalah ini. Apa Andreas tahu masalah ini? Siapa tahu ada titik terang dari masalah ini.

"Kita Andreas."

🍁🍁🍁

Arsena terkejut melihat bayangan itu. Suara jeritan wanita bersama langkah kaki orang yang membawanya. Arsena menelan ludah, raut wajahnya menjadi marah, takut dan cemas. . Nathan yang melihat wajah cemas Arsena tertawa senang. Ternyata begitu mudah melumpuhkan Arsena.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now