BAB 20

177K 15.8K 917
                                    

Love dulu buat part ini ♥️🥰

Jomlo apa udh pada nikah nih?

Pasti kalian bocil kan hayo ngakuuu

Di versi cetak Arsena sama Afiqah nikah pas menjelang UN beda kyk yg di WP.

****

Perasaan itu bukan tumbuh dari rasa kasihan. Bukan juga dengan rasa yang terpaksa. Namun dengan rasa cinta.
-
-
-

Afiqah menatap Arsena sebal. Pria itu sedari kemarin sibuk menggodanya dengan lagu yang tidak henti-henti dinyanyikan. Afiqah malu sekali ketika namanya disebut pria itu dalam lagu tersebut. Apalagi Arsena menyanyikan itu seakan ia tak ada di dekatnya. Seperti saat ini, ketika pria itu ingin mengantarnya ke sekolah.

"Tolong katakan pada AFIQAH
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap, maukah denganku?"

"Mas bisa berhenti tidak sih. Afiqah malu tau dengerin itu." Bukannya berhenti Arsena semakin menjadi-jadi. Afiqah sampai tidak ingin naik motor pria itu. Mereka masih di depan gerbang rumah. Afiqah bahkan menolak helm yang sedari tadi di pegang Arsena.

"Tolong katakan pada AFIQAH
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap, maukah denganku?"

"Yaudah kalau ngak mau berhenti Afiqah pesen gojek." Ancam Afiqah bukannya marah Arsena malah tertawa.

"Iya mas berhenti. Ayo kita berangkat nanti kamu telat." Disaat Afiqah ingin mengambil helm dari Arsena. Pria itu malah menjauhkan dari Afiqah.

"Mas!!!" Seru Afiqah kesal karena dikerjai Arsena.

"Biar mas pakaikan." Tepat saat Arsena memakaikan helm itu. Ada suara deruan motor di dekat mereka. Otomatis mereka melihat ke arah tersebut. Afiqah terkejut melihat sosok Andreas di sana. Begitu juga dengan Arsena. Pria itu menatap tajam ke arah Andreas.

Arsena kemudian menghela napas. Pasti Afiqah akan lebih memilih berangkat bersama Andreas. Bisa dilihat dari sikap Afiqah yang langsung menghampiri laki-laki itu. Arsena memejamkan mata nyatanya mengalah itu menyakitkan. Ia hanya tidak ingin Afiqah bersama dengannya hanya karena paksaan. Ia tidak ingin rasa itu tumbuh karena kasihan.

Baru saja Arsena ingin menstater motornya untuk pergi meninggalkan ke dua orang itu. Sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya membuatnya terkejut. Ia menoleh mendapati Afiqah duduk di belakangnya. Bukannya tadi gadis itu bersama Andreas. Sedang Andreas sudah pergi dengan hati yang kesal. Karena Afiqah lebih memilih Arsena.

"Abang gojek ayo jalan nanti Afi kasih bintang satu loh..." Suara merdu itu membuat senyum Arsena berkembang. Ia bahagia akhirnya gadis ini membuka hati untuknya. Walau Afiqah tidak mengatakan apapun namun pelukan gadis itu padanya sekarang menjadi bukti jika gadis itu sudah menerimanya.

"Siap Nyonya Anggara Putra." Jawab Arsena sambil hormat kepada atasannya.

Afiqah tertawa kecil melihat itu. Ia senang, walau ada sedikit rasa bersalah pada Andreas. Anggaplah dia kekanak-kanakan tapi dia juga ingin yang terbaik. Ia tidak suka jika Andreas masih melakukan kegiatan buruknya itu. Ia tahu Andreas tidak jahat, laki-laki hanya tidak bahagia. Tapi kesabarannya sudah habis.

Disepanjang perjalanan Arsena saking senangnya tidak henti menyenandungkan lagu. Afiqah yang sudah lelah menyuruh Arsena berhenti hanya bisa diam sambil menaruh kepalanya di pundak pria itu. Menikmati angin sepoi-sepoi yang menyelimuti mereka. Untung di solo tidak semacet di Jakarta. Dan suasana sawah di pinggir jalan menambah kesan romantis untuk mereka.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang