BAB 33

173K 13.6K 651
                                    

[Jangan lupa untuk vote, Coment, follow cerita aku ♥️]

Love dulu buat part ini ♥️

Btw kalian tau cerita ini dari mana?

****

Kadang maaf tidak bisa mengubah apapun, termasuk menghilangkan bagaimana rasa sakit ini. Jadi bisakah kamu membasuh lukaku dengan kasih dan sayangmu?

***

Afiqah terbangun dari tidurnya. Ia merasakan dekapan hangat dari Arsena. Pria itu bertelanjang dada sambil memeluknya. Pipi Afiqah bersemu malu, baru kali ini ia melihat Arsena seperti itu. Tangannya bergerak menyusuri wajah Arsena. Yang dikatakan Dhea benar. Suaminya ini sangat tampan bahkan disaat tertidur.

Sebuah luka jahitan di bahu kanan Arsena membuat gadis itu terpaku. Luka itu masih membekas disana, luka karena menyelamatkan. Andai saja dia tidak bodoh mempercayai Andreas pasti ini semua tidak akan terjadi. Andreas yang ia kira mencintainya nyatanya pria itu mampu untuk melukainya. Ia tidak bisa membayangkan jika ia benar-benar hidup dengan Andreas. Bisa saja pria itu akan berbuat lebih buruk lagi.

Afiqah menyentuh luka itu, menyusuri setiap jahitannya. Wajahnya menjadi sendu, tanpa sadar ia menangis. Ia sadar akan kebodohannya selama ini. Betapa jahatnya dia pada Arsena. Dia selalu menutup mata akan kepedihan laki-laki itu. Ia pura-pura acuh seakan tak mengerti berapa banyak luka yang di tanggung pria ini untuk mencintainya. Dan bodohnya ia terlalu memuja cinta monyetnya. Ia juga tidak pernah mengatakan kepada Arsena betapa ia mencintai pria itu. Hanya Arsena yang selalu mengatakan itu. Sedang dirinya tak pernah memulai untuk mengatakan hal itu.

"Afiqah cinta mas Arse," tanpa sadar mulut mungil itu mengeluarkan kata. Disaat itu jugalah ada yang menyentuh tangannya membuat Afiqah terkejut, mendapati mata hitam itu terbuka menatapnya tajam. Tangan Arsena menggenggam tangannya erat mengaitkan satu sama lain.

"Eh, maaf mas... Afi tidak bermaksud untuk---"

"Untuk apa? Untuk mencintai saya." Jawab Arsena hal itu membuat pipi Afiqah bersemu.

"Ah.. bukan, tapi,-" Afiqah berusaha menghindar ia merasa malu jika suka berhubungan dengan perasaannya. Ia belum siap, walau di hatinya ingin sekali mengatakan itu.

"Tapi apa? Saya dengar tadi kamu mencintai saya. Benar bukan?"

Afiqah menggeleng cepat berusaha menutupi itu. Sedang Arsena terkekeh melihat tingkah Afiqah yang masih saja malu-malu padanya.

"Katakan saja dek."

"Bagaimana rasa luka di bahu mas sakit?" Tanya Afiqah mencoba mengalihkan perhatian. Ia masih malu jika membahas tentang perasaannya. Ia masih butuh waktu.
Arsena tersenyum mendengar itu, namun matanya seketika menjadi tajam dan menusuk menatap gadis di hadapannya.

"Tidak sesakit hati saya yang tahu bahwa gadis yang dicintainya pernah mencintai laki-laki lain selain saya."

"Maaf..." Ucap Afiqah pelan, ia merasa bersalah pernah mengatakan itu.

"Kadang maaf tidak bisa mengubah apapun, termasuk menghilangkan bagaimana rasa sakit ini. Jadi bisakah kamu membasuh lukaku dengan samudra kasih dan sayangmu?" Afiqah terpaku, detik kemudian lehernya di tarik hingga tubuhnya merapat ke dalam pelukan Arsena. Dan keningnya di kecup lama sekali. Ketika Arsena ingin mencium bibir Afiqah, suara adzan dari ponsel berbunyi. Membuat keduanya tersenyum satu sama lain.

"Mas Arse, love you..."

"Love you too..." Balas Arsena. Kemudian pria itu mendekap Afiqah semakin kuat, di tengah suara adzan. Lalu membisikkan sesuatu.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now