BAB 44

111K 8.1K 281
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Selamat malam.. malem2 gini enaknya ngapain ya?

****
Tidak adakah wanita lain yang bisa membuat mas jatuh cinta selain aku?

Tidak ada, karena disaat melihat kamu hati saya sudah memutuskan untuk memiliki kamu. Karena kamu adalah wanita terindah di hidup saya. Yang bisa membuat saya bahagia hanya dengan melihat kamu.
-
-

Ketika Afiqah ingin turun dari motor. Tapi Arsena menahannya, pria itu mengangkat Afiqah membantu gadis itu untuk turun. Hal itu membuat Afiqah cemberut tak suka. Ia diperlakukan benar-benar seperti orang sakit.

"Mas Arse lebay," sebut Afiqah sambil mencubit tangan Arsena. Justru hal itu membuat Arsena tertawa. Kemesraan mereka menjadi sorotan orang-orang. Hari ini Afiqah memutuskan untuk kembali ke sekolah. Ia juga tidak ingin terus di rumah menyendiri dan membiarkan orang-orang berpikir yang tidak-tidak padahal ia tidak melakukan apapun yang mereka katakan.

"Udah ah Afi mau masuk." Disaat Afiqah ingin masuk ke dalam sekolah. Arsena menarik bahunya dan membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

"Ih apaan sih mas malu."

"Mas mau apa coba?" Ucap Afiqah jengah dengan sikap Arsena.

"Mau anterin kamu sampai ke kelas." Belum sempat Afiqah menjawab pria itu lebih dulu menarik Afiqah untuk masuk. Mereka jalan dengan posisi Afiqah di dalam dekapan Arsena. Tentu saja itu menjadi pusat perhatian seantero SMA. Afiqah menelan ludahnya gugup, ia sedikit tidak nyaman dengan hal ini. Bukan hanya pandangan dari beberapa siswa tapi juga dengan keintiman yang Arsena ciptakan. Ia malu sekali melakukan ini di tengah hal layak ramai.

"Mas kerja aja deh. Afi bisa kok ke kelas sendiri." Ucap Afiqah berusaha untuk membujuk Arsena pulang. Tapi Arsena tidak menghiraukan ucapan istrinya. Karena ia punya misi untuk mengantarkan Afiqah dengan selamat sampai di kelas.

Ketika ada bola basket yang mengarah ke arah Afiqah. Arsena dengan sigap membalikkan diri dan menjadikan dirinya sebagai temeng untuk melindungi gadisnya. Bola itu mengenai punggung Arsena. Afiqah sok dengan hal itu. Karena semuanya terlihat dadakan untung saja ada Arsena yang melindunginya.

Arsena berdecak kesal. Ia langsung memarahi anak-anak yang menghampiri itu.

"Sudah mas ngak papa, Afi baik-baik aja." Ujar Afiqah sambil mengelus dada Arsena untuk menenangkan untung saja itu berhasil. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke dalam kelas Afiqah yang terletak di lantai tiga.

Disaat melangkah naik di tangga. Arsena heboh berteriak menyuruh orang-orang untuk berhenti dan diam agar tidak bergerak sebelum Afiqah sampai. Hal itu membuat Afiqah malu, bahkan tersenyum minta maaf ke siswa-siswi itu. Ia merasa tidak enak karenanya aktivitas mereka harus terganggu. Melarang Arsena juga percuma pria itu hanya akan mendengarkannya lalu keluar entah kemana semua perkataannya. Ia jadi tambah malu belum rumornya kemarin hilang di tambah dengan sikap lebay Arsena yang memperlakukannya seperti orang sakit parah demi Tuhan ia hanya hamil.

"Mas udah Afiqah ngak kenapa-kenapa kok." Ucap Afiqah pada Arsena yang tangannya masih merangkul bahunya dengan erat seolah menjaga miliknya agar tidak tersentuh apapun.

"Mas cuma ngak mau kamu dan anak mas kenapa-napa." Balas Arsena berusaha fokus agar insiden bola basket seperti tadi tidak terjadi lagi. Hampir saja kepala istrinya tadi terkena bola basket. Jika benar tadi terjadi ia tidak akan segan untuk menghukum siapapun yang membuat istrinya terluka baik sengaja ataupun di tidak disengaja.

"Selalu saja jawabannya seperti itu." Guman Afiqah.

Ia bernapas lega melihat pintu kelasnya sudah dekat. Itu artinya ia akan terbebas dari Arsena.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang