bab 62

83.8K 6.6K 385
                                    

Afiqah membuka pintu disaat mendengar suara motor Pangeran. Ia tersenyum menyapa adik iparnya itu. Pangeran sudah melepas atasannya dengan kaos merah lengan pendek namun masih mengenakan celana abu-abu kebangsaan anak SMA.

"Kamu ngak pulang dulu?"

"Nanti aja mbak capek aku bolak-balik."

"Udah makan belum?" Tanya Afiqah lagi.

"Belum mbak."

"Sama mbak juga belum. Sekalian beli makan nanti mbak yang traktir."

"Beneran mbak."

"Iya. Kamu memang mau apa?"

"Burger King 2 ya mbak."

"Kamu mau makan, apa mau bikin mbak bangkrut." Pangeran hanya terkekeh menjawab itu. Kemudian Afiqah memberikan kunci mobil untuk memanasi mobil. Sedangkan Afiqah masuk ke dalam mengambil tas dan mengunci pintu.

Mobil hitam milik Arsena melaju menuju jalan raya. Rencananya mereka akan pergi ke salah satu mall. Untung saja Afiqah sudah di berikan ATM dan kartu kredit oleh Arsena jadi ia bisa langsung menggesek.

Pangeran menghentikan mobilnya ketika lampu merah. Firasatnya tidak enak ada beberapa polisi di seberang jalan. Kerumunan kendaraan motor yang di hentikan polisi membuat jantungnya berdebar. Pangeran menoleh ke arah Afiqah.

"Mbak..." Panggil Pangeran panik.

"Ada apa?"

"Ada tilangan mbak. Pangeran nggak punya SIM."

"Santai aja nanti yang di tilang juga mobil mas Arsena jadi nanti yang di sidang sudah pasti mas Arsena." Ujar Afiqah santai. Justru itulah yang membuat Pangeran tidak santai. Ia malah lebih takut sama Arsena dari pada polisi.

Pangeran melirik kumpulan itu takut-takut. Lampu merah terasa lama sekali. Saat itu juga ia melihat Arsena mengawasi tilangan. Namun ada hal yang mengejutkan yaitu perempuan di hadapan Arsena. Ada yang aneh dengan gerak-gerik perempuan itu.

"Mbak."

"Apa lagi!" Ujar Afiqah bete.

"Itu ada mas Arsena sama cewek." Afiqah yang tadi tidak minat langsung waspada. Ia melihat ke arah seberang. Matanya berkaca-kaca mendapati Arsena sedang bersama seorang perempuan dan yang membuat hatinya panas adalah tangan perempuan itu yang dengan lancang menyentuh kening Arsena-nya. Sedangkan Arsena nampak diam saja. Afiqah kesal setengah mati.

"Sabar mbak."

"Jalan dek."

"Nggak mau di samperin mbak." Ujar Pangeran asal. Kayaknya seru juga kalau lihat drama jambak-jambakan.

"Males! Mending kita belanja habisin uang mas Arse."

***
Afiqah memilih beberapa gaun panjang untuk dia kenakan di pesta. Pangeran sibuk menunggu sambil bermain game. Dia sudah pusing melihat mbaknya itu memilih-milih pakaian. Lebih baik ia main game.

"Bagus ngak dek?" Tanya Afiqah sambil menunjukan gaun berwarna merah muda ke arah Pangeran.

"Bagus."

"Yang putih ini cocok ngak?"

"Cocok banget mbak."

"Kalau yang ini?" Menunjukkan gaun berwarna pastel.

"Cantik mbak." Afiqah kesal dengan jawaban Pangeran yang singkat. Akhirnya ia membeli semuanya tak lupa ia juga membeli sepatu, kerudung, dan tas. Lalu membayarnya ke kasir.

"Berapa semuanya?"

"Semuanya jadi 15 juta."

"Mbak ngak salah banyak banget itu." Ucap Pangeran tiba-tiba menghampiri Afiqah yang sudah selesai belanja. Kalau di hitung itu setara gaji Arsena jadi polisi selama empat sampai lima bulan. Untung aja masnya itu kaya punya kafe sama perusahaan. Coba kalau enggak bangkrut tuh. Pangeran menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan Afiqah.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now