BAB 43

116K 8.8K 256
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

***

Kamu adalah rumah tempatku kembali. Karena bersama denganmu surga terasa di dekapanku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun merenggut surgaku dan juga surga untuk anak-anakku.
-
-

Arsena jongkok di samping Afiqah. Selepas pulang dari rumah sakit dan meminta izin satpam untuk mengambil bunga, mereka langsung menanam bunga itu di halaman depan Arsena. Rumah yang memiliki kebun kecil yang memang sudah terdapat beberapa bunga seperti anggrek bulan, mawar merah, dan beberapa bunga lainnya.

Afiqah nampak senang menanam bunga tersebut. Apalagi melihat bunganya berjejeran dengan bunga-bunga lainnya. Rumahnya seperti surga yang dipenuhi dengan aneka bunga.

"Cuci tangan dulu yuk." Ajak Arsena melihat tangan mereka kotor karena tangan. Afiqah menurut bahkan disaat Arsena dengan dengan overprotektif menuntun Afiqah ke dekat kran.

Pria itu berdiri di belakang Afiqah dengan posisi seperti memeluk gadis itu dari belakang, apalagi mereka membungkuk karena posisi kran yang rendah. Hal itu membuat Afiqah menelan ludah gugup, badan mereka begitu erat menempel satu sama lain. Ia bisa merasakan dada bidang Arsena yang hangat menempel dengan punggungnya.

Tangan Arsena dengan terampil menyalakan kran lalu membantu Afiqah mencuci tangan. Bahkan menyabuni tangan gadis itu, dan menggosoknya. Afiqah terpaku dengan sikap Arsena yang menurutnya berlebihan. Ia itu hanya hamil bukan sakit. Tapi Arsena tidak pernah membiarkannya  melakukan hal-hal itu sendiri. Padahal ia bisa melakukan semua ini sendiri tapi pria itu malah memperlakukannya seperti anak kecil. Bukannya ia tidak suka, hanya saja jantungnya tidak terbiasa harus berdebar. Sedangkan Arsena nampak biasa saja melakukan itu berbeda dengan dirinya yang masih belum terbiasa dengan keintiman yang pria itu ciptakan.

Afiqah menatap Arsena dari samping. Pria itu tampak serius membersihkan tangannya bahkan menggosoknya ke sela-sela jari tanpa terlewat sedikitpun. Merasa diperhatikan Arsena mengalihkan tatapannya ke Afiqah. Mereka saling menatap dalam satu sama lain. Kening Arsena berkerut seakan tidak mengerti maksud dari tatapan Afiqah tanpa mematikan kran air.

"Ada apa dek?" Tanya Arsena bingung, melihat istrinya menatapnya begitu dalam. Afiqah menelan ludah, pipinya bersemu malu.

"Ah itu mas,"

"Apa?" Tanya Arsena bingung, namun bukannya mendapat jawaban. Ia malah mendapat cipratan air dari gadis itu.

"Aishhh... Gadis nakal..." Keluh Arsena tak kala Afiqah tidak henti mencipratkan air ke wajahnya. Gadis itu tertawa melakukan itu apalagi melihat wajah Arsena yang ia ciprati.

"Hahahaahhaa." Melihat wajah Arsena yang sengsara Afiqah tertawa. Arsena berdecak kemudian ikut menyiram air ke wajah Afiqah. Hal itu membuat Afiqah diam karena terkejut. Wajahnya berubah menjadi kesal, bibirnya mengerucut tak suka. Gadis itu langsung berdiri dan berbalik badan dari arah Arsena.

"Ihh curang..." Ujar Afiqah kesal. Karena Arsena menyiramnya disaat ia sedang tertawa. Gadis itu tertawa melakukan itu apalagi melihat wajah Arsena yang ia ciprati.


Arsena menghela napas, kemudian mematikan kran. Pria itu berdiri di belakang Afiqah. Kemudian membalikkan badan gadis itu ke arahnya.

"Kamu marah dek sama mas."

"Mas Arse nyebelin."

"Mas memang nyebelin kok."

"Mas Arse jahat."

"Iya Mas yang jahat dek."

"Mas Arse jelek."

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now