BAB 27

154K 13.9K 515
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

***

Afiqah gelisah karena perkataan Arsena tadi sore. Saat ini ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia memikirkan pria itu. Ada rasa bersalah karena meninggalkannya sendirian. Bukankah ia sudah berjanji untuk terus menjaga Arsena. Bahkan Arsena disana tanpa ada yang menemani termasuk keluarganya. Karena Arsena telah merahasiakan semua ini pada keluarganya. Katanya kadang kita butuh batasan yang harus kita jaga dengan keluarga. Termasuk urusan rumah tangga cukuplah ini menjadi rahasia mereka.

"Bodoh!" rutuk Afiqah pada dirinya sendiri. Apalagi di sana ada dokter cantik itu yang tidak akan segan-segan mencuri perhatian kepada Arsena-nya.

Ia mengambil ponsel lalu menghubungi Dhea. Ia ingin curhat siapa tahu saja Dhea bisa memberikan solusi padanya. Untunglah panggilannya langsung di jawab oleh Dhea.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam.... Ada apa tumben nelpon? Udah mau tidur nih...," keluh Dea pada Afiqah.

"Maaf, mau curhat sebentar boleh ya."

"Yaudah cerita aja paling soal Arsena kalau ngak Andreas," tebak Dhea.

Kemudian Afiqah mengatakan semua yang terjadi pada dirinya mulai dari dia yang di bawa Andreas ke markas tempat pesta narkoba dan minuman keras, hingga Arsena yang di rawat karena telah menolongnya dan juga pengusiran halus dari Arsena.

"Nyesel kan kamu sekarang deket sama Andreas dulu. Lagian kamu aneh banget apa kurangnya Arsena sampai kamu sakitin kayak gitu. Dan sekarang kamu masih meragukan cinta pria yang telah mengorbankan nyawanya buat kamu."

"Bukannya ragu Dhea aku cuma takut Arsena berpaling aja. Siapa tahu dia udah capek ngadepin cewek kayak aku. Aku tuh ngak pantes buat dia."

"Bodoh kamu Fi, semudah itu kamu melepas Arse yang jelas udah memperjuangkan kamu. Kalau dia udah ngak cinta ya kamu buat dia cinta lagi sama kamu. Lagian kamu tahukan cowok itu kadang ngak mau bahas tentang Novi berarti itu tandanya Novi itu ngak penting bagi Arsena. Dia ngak berarti jadi dia merasa ngak perlu jelasin ke kamu. Dan kemungkinan Arsena ngak mau cerita soal kamu ke Novi karena dia nggak mau ngelanggar janjinya ke kamu yang ngak akan nyebarin tentang pernikahan kalian ke siapapun." Afiqah terdiam mendengar itu. Apa yang dikatakan Dhea ada benarnya. Seharusnya dia juga melihat ke sudut pandang lain bukan mengecam sesukanya.

"Terus aku harus apa Dhe...,"

"Ya ngak Taulah, Arsenakan suami kamu masa tanya ke aku. Yang tau suami kamu kayak apakan cuma kamu. Lagian ngak baik terlalu banyak cerita tentang suami ke sahabat. Nanti kalau sahabatnya lebih tahu seperti apa suami kamu gimana kesempatan buat nikung jadi lumayan besar." Mendengar itu Afiqah langsung menutup panggilannya. Ia jadi kesal terhadap Dhea yang menggodanya.

*****

Setelah pulang sekolah Afiqah mulai merencanakan aksinya. Ia akan menjenguk Arsena namun dengan melakukan sedikit penyamaran. Untung saja ia memiliki teman yang bekerja di salah satu ojek online. Jadi Afiqah bisa meminjam jaket temannya itu. Benar sekali ia ingin menyamar terlebih dahulu untuk menemui Arsena. Ia belum sanggup jika harus berhadapan langsung dengan pria itu.

Saat ini ia sudah tiba di rumah sakit mengenakan masker hitam dan jaket tukang ojek sekaligus membawa makan siang untuk Arsena. Bisa dikatakan tadi ia berusaha keras untuk memasak sebelum tiba kesini. Sejujurnya ia tidak bisa memasak tapi apalah daya ia ingin mencoba kemampuan memasaknya. Ia cuma ingin membuktikan ke Arsena jika ia rela melakukan apapun demi pria itu. Termasuk dengan memasak yang bukan keahliannya. Biarlah rasanya seperti apa yang terpenting ia sudah berusaha membuat nasi goreng ini.

Afiqah melangkah menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Saat ia tiba di kamar rawat inap milik Arsena ia tidak menemukan pria itu. Hal itu membuat Afiqah panik. Ia keluar mencari Arsena untunglah ia menemukan pria itu di taman sedang duduk menatap langit. Ia juga bersyukur tidak mendapati Noviantika Dokter Cantik itu.

Afiqah melangkah maju mendekati Arsena. Ada sedikit keraguan di hatinya namun ia berusaha untuk melepas keraguan itu. Ia mencoba meyakini dirinya sendiri jika ia bisa. Ia tidak boleh kalah. Ia harus menunjukkan jika ia bisa memperjuangkan cintanya. Kalaupun Arsena mencintai wanita lain. Maka tugasnya adalah membuat Arsena kembali mencintainya sama seperti dulu. Karena Arsena adalah miliknya. Dan ia tidak rela jika ada yang merebutnya.

"Permisi, dengan tuan Arsena." Pria itu kaget melihatnya. Sepertinya Arsena tidak mengenal siapa dirinya. Afiqah bernapas lega.

"Ah iya.. saya sendiri." Arsena mengalihkan perhatiannya yang sebelumnya asik memandangi langit. Ia tidak mengira jika akan ada tukang ojek online di hadapannya. Ada perlu apa, perasaan ia tidak memesan apapun.

"Ini ada pesanan atas nama tuan Arsena." Pria itu memandang curiga gadis di hadapannya. Perasaannya ia tidak memesan apapun.

"Maaf saya merasa tidak memesan apapun," balas Arsena merasa orang di hadapannya ini salah alamat.

"Tapi ini saya sudah dapat amanah dan harus memastikan diterima bapak." Afiqah menaruh paperbag berisi makanan itu di sebelah kursi yang di duduki Arsena. Ia langsung pergi namun baru saja ia ingin pergi sebuah tangan menariknya dan membuatnya jatuh ke dalam pangkuan pria itu.

Jantung Afiqah berdetak dengan kencang. Ia tidak menyangka jika pria itu akan melakukan hal ini kepadanya. Apalagi ini di depan umum. Dan ini terlalu intim untuknya. Jangan-jangan penyamarannya ketahuan. Dan yang membuat Afiqah kaget adalah ketika Arsena menggenggam tangannya. Sepertinya benar pria itu tahu jika ini dirinya tidak mungkin kan Arsena akan melakukan hal ini kepada orang asing.

"Kamu lupa suami kamu itu polisi. Kamu harus lebih pintar lagi kalau mau menyamar," bisik Arsena yang membuat Afiqah malu setengah mati. Pipinya memerah apalagi di saat tangan kiri Arsena memeluk pinggangnya erat. Ia seharusnya tahu Arsena tidak sebodoh itu.

"Seharusnya kamu tidak mengenakan ini kalau mau menyamar," ejek Arsena melihat gelang yang melingkar di tangan Afiqah. Afiqah mendumel dalam hati bagaimana bisa terlepas jika pria itu lah yang memegang kuncinya.

"Karena gelang ini telah saya beri GPS dan akan terdeteksi jika di dekat saya." Ucapan itu telak membuat Afiqah malu. Hancur sudah semua rencananya. Bahkan ia menjadi ledekan pria itu. Ia tidak tahu menahu soal itu. Seharusnya ia curiga kenapa Arsena memberikan gelang macam ini. Pantas saja pria itu yang memegang kuncinya. Pasti karena ia tidak ingin kehilangan jejaknya. Dan bisa mengetahui dimana pun dia berada. Tanpa perlu melakukan apapun.

"Gadis Ojek Online boleh juga." Setelah itu Afiqah merasakan kecupan di pipinya. Serta tawa yang menggelegar seolah mengejek kebodohannya dalam menyamar. Rasanya Afiqah ingin tenggelam saja dari dunia ini sekarang.

***
gimana part ini?
 

SPAM NEXT DI SINI YA!!!

1000 KOMENTAR BARU LANJUT!!

NGGAK KOMEN KUBURANNYA SEMPITTTTT

ada yang mau disampaikan ke Afiqah?

ada yang mau disampaikan ke Arsena?

ada yang mau disampaikan ke dhea?

ada yang mau disampaikan ke Andreas?

Follow Instagram @wgulla_ atau @gullastory

Jangan lupa Vote and Coment

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- (LENGKAP)Where stories live. Discover now