❤ DM - 4 ❤

4.7K 242 1
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Vin... kamu itu mencari masalah saja!" Ketusku.

"Eh... bukan macam itu Nayy! Aku tak suka aja dia tipu-tipu kita begitu!" Tukas Vindy.

"Aku ini baik hati Nay! Aku mau selamatkan itu si Butet dari buaya cam Ucok itu!" Tambah Vindy kesal.

"Vin... dia bukan menipu kita, tapi kamu saja yang terlalu obsesi sama Dosen baru." Tuturku.

"Sudah-sudah," tambahku.

✏✏✏

"Vin... kamu duluan saja makannya, aku mau sholat dulu." Ungkapku seraya merapikan buku-bukukku.

"Emh... tak lah Nayy. Aku tunggu kau aja," tolak Vindy.

"Hmmm... iya udah," ucapku berlalu.

Aku berjalan seorang diri menuju masjid untuk menunaikan sholat ashar. Sesampainya didepan masjid, aku melihat Zafran dengan peci dikepalanya.

"Subhanallah, idaman sekali kamu itu." Batinku setengah berkhayal.

"Nay... sendirian saja?" Sapa Kazama mengejutkanku.

"Eh... Kazama, tidak kok. Kiri-kanan ada malaikat." Jawabku terkekeh.

"Ehmm... iya deh, duluan yah." Ucap Kazama berlalu.

"Kazama tampan juga kalau pake peci begitu dan baru tau kalo dia muslim," tuturku melihat kepergian Kazama.

"Ah entahlah, dihati aku tetap ada namanya Mamas Zafran bukan Kazama dan Gerald. Apalagi Yusril!" Gerutuku berlalu menuju tempat bersuci.

✏✏✏

"Nay... kau tau tak?" Tanya Vindy serius dengan mulut tersumpal makanan.

"Tidak," sahutku terkekeh.

"Aku dapat abang Bonar baru! Aku yakin kali, dia tak sama dengan Bonar sialan kemarin." Jelas Vindy penuh percaya diri.

"Eh... kau. Sini dulu kau. Aku mau tanya," teriak Vindy memanggil perempuan yang bersama Yusril tadi.

"Saya?" Tanya perempuan itu polos.

"Apa pula kau ini! Memang telunjukku ini mengarah kemana?" Tukas Vindy.

Aku hanya bisa diam menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkah Vindy. Perempuan itu pun menghampiri kami.

"Duduklah dulu, pesan-pesan makanan. Tenang nanti kawan aku Nayya yang bayar," ujar Vindy sok akrab.

"Hah! Aku," ketusku memutar bola mataku.

"Sinilah! Kita ngobrol-ngobrol dulu," kata Vindy.

Perempuan itu pun duduk dengan wajah aneh dan canggung.

"Kau ini pacarnya si ucok?" Tanya Vindy.

"Yusril," sambungku meluruskan.

"Oh... bukan. Saya adiknya kak Yusril," jelas perempuan itu singkat.

"Eh! Yang benar kau ini. Jangan kau tipu-tipu aku macam si ucok," celetuk Vindy.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang