❤ DM - 18 ❤

2.5K 136 5
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Alhamdulillah, dapat makanan." Tutur Yusril menghentikan langkahnya didepan pohon pisang.

"Turunkan aku," tukasku.

"Hati-hati, banyak duri." Ucap Yusril berjongkok sedikit.

Aku turun dari gendonganya dan segera Yusril mengambil setandan buah pisang itu.

Hari semakin malam, Yusril membawaku keluar hutan dengan membawa setandan pisang yang kami temukan. Yusril menggendongku seperti tadi hingga sampai ditepi pulau.

✏✏✏

"Makanlah pisangnya," ucap Yusril.

"Tanpa disuruh pasti aku makan," ketusku.

Aku duduk berhadapan dengan Yusril yang berbataskan api unggun buatan Yusril. Aku menyantap buah pisang itu dengan sangat lahap. Sementara Yusril sedang sibuk mencabuti banyak duri yang menusuk kakinya.

Aku merasa bersalah padanya dan aku telah salah sangka mengenai sikapnya.

"Dia pasti lapar," batinku.

Aku menghentikan makanku dan hendak memberikan pisang padanya. Namun, tanpa aku sadari, pisangnya telah habis aku makan semua. Tersisa sepotong ditanganku dengan ukiran gigitan dari gigi indahku.

Yusril telah selesai mencabuti beberapa duri yang menusuk kakinya. Lantas Yusril bangkit dari duduknya dan hendak beranjak.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Sholat isya," sahut Yusril singkat.

"Dia juga sholeh, tapi kenapa saat di kampus. Aku jarang sekali melihat batang hidungnya di masjid," batinku.

✏✏✏

Nampak Yusril telah selesai menunaikan sholatnya dan sedang melangkahkan kakinya kearahku.

"Duh, lebih baik aku pura-pura tidur saja. Dia pasti akan memarahiku, karena telah menghabiskan pisangnya." Batinku.

Aku merebahkan tubuhku beralaskan pasir putih dari pulau itu dan berselimutkan langit malam yang penuh bintang.

"Kelihatannya dia lapar dan lelah sekali," tutur Yusril.

Aku terus memejamkan mataku dan aku mengintip sedikit dengan memicingkan mataku. Yusril membuka jaketnya dan menyelimutkannya untukku.

"Tidurlah, saya akan berjaga untuk kamu malam ini, esok dan seterusnya." Ucap Yusril.

"Saya tahu Nay... saya dimatamu itu bagaikan Nun Mati diantara Idgham billaghunnah. Terlihat, tapi dianggap tidak ada. Kamu rela mengikuti challenge ini, hanya karena takut mimpimu menikah dengan saya menjadi nyata." Yusril bermonolog, aku terus memejamkan mataku hingga aku terlelap dan tak mendengar monolognya.

✏✏✏

Hari telah pagi, matahari menyingsing menyinari dunia. Aku terbangun dari tidurku sambil mengucek-ngucek kedua mataku.

Aku melihat sekelilingku, tak ada Yusril. Aku mulai resah, takut, dan panik.

"Yusrillll!" Teriakku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang