❤ DM - 20 ❤

2.7K 130 3
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Gerald! Lepaskan," hardikku bangkit dari kursi.

Gerald mengigit gemas bibir bawahnya dan melepaskan Yusril dengan mendorongnya.

Lirik sinis Gerald berikan pada Yusril dan Gerald menarik kasar tanganku dengan tatapan tajam lantas berlalu.

"Gerald!" Hardik Yusril.

Sesaat Gerald menghentikan langkahnya dan melirik sinu kearahku. Gerald menggenggam pergelangan tanganku semakin kuat dan membawaku berlalu.

"Gerald, lepaskan aku... sakit," rintihku pelan dengan air mata yang perlahan menetes membasahi pipi.

Langkah Gerald terhenti, Yusril menarik kerah belakang Gerald dan memutar tubuh Gerald kearahnya.

Wajah Yusril dan Gerald nampak penuh emosi. Gerald tak terima dengan sikap Yusril dan Gerald pun melayangkan pukulan keras pada Yusril.

"Aaaa... berhenti!" Aku berteriak panik melihat keduanya yang tak henti saling memukul.

"Kamu sudah mengambil Ibuku, kamu belum puas untuk itu. Sekarang kamu mau mengambil Nayya juga dariku!" Gerald geram.

"Dengar Gerald... saya tidak ingin membuat masalah denganmu, tapi kamu yang memaksa. Saya tidak pernah mengambil siapa pun darimu. Saya tidak terima saja dengan sikap kasarmu terhadap Nayya." Balas Yusril.

"Bulshit!" Hardik Gerald melayangkan pukulan keras lagi.

Perkelahian mereka terhenti ketika seorang security datang melerai keduanya.

"Aku tidak percaya ini Nay! Kamu tidak bisa dihubungi dan Vindy bilang kamu pulang ke Indonesia, tapi nyatanya kamu malah asik selingkuh dengan lelaki badjingan sepertinya!" Jelas Gerald dengan mengarahkan jari telunjuknya kewajahku dan berlalu.

Yusril beranjak menuju kasir untuk membayar semuanya.

"Yusril," ucapku pelan menghampirinya.

"Kita cari resto lain," kata Yusril dingin.

Yusril berjalan tegap dan aku mengikutinya dibelakang. Aku kembali merasa bersalah, sebab wajahnya memar akibat perkelahian dengan Gerald tadi.

"Masuk," perintah Yusril membukakan pintu untukku.

Aku pun masuk dan Yusril menuju kursinya disebelah supir.

"Pak, ada apa dengan wajahmu?" Tanya sang supir heran.

"Tidak apa Pak, kita cari resto lain. Saya lapar," ucap Yusril enteng.

"Kenapa nada bicaranya biasa saja pafa orang lain, sementara padaku dia dingin sekali. Ouhh... dia pasti marah padaku," batinku.

✏✏✏

Kami duduk berhadapan disebuah meja makan untuk menunggu makanan yang telah dipesan Yusril. Aku hanya diam menunduk dan Yusril sibuk menatap layar handphonenya.

"Saya sarankan, putuskan saja lelaki kasar sepertinya!" Kata Yusril tanpa menatapku.

"Putus? Semudah itu?" Aku terkejut dan menatap heran Yusril.

"Kenapa? Bukankah kamu tidak mencintainya juga," ujar Yusril  santai.

"Bagaimana dia tahu soal itu?" Batinku.

"Aku memang tidak mencintainya, tapi aku tidak ingin membuatnya kecewa. Aku tidak ingin membuatnya patah hati. Aku takut membuat orang lain kecewa dengan menolak atau memutuskannya tanpa sebab," jelasku reflect mengatakan semua kebenaran.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang