❤ DM - 22 ❤

2.5K 131 0
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Bagaimana bisa aku mengatakan pada Gerald untuk mengakhiri hubungan ini," batinku.

"Nah, kita sudah sampai..." tutur Gerald.

"Hmmm... aku masuk dulu," kataku membuka pintu mobil Gerald.

"Sampai jumpa nanti," ucap Gerald sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

✏✏✏

"Nay, sendirian saja." Sapa Yasmin menghampiriku.

"Eh Yasmin, iya Vindy kelas siang." Jawabku sembari tersenyum.

"Oh begitu... oh iya Nay, mengenai seminar semalam. Kamu datang yah, ujar Yasmin.

"Iya tapi aku tidak janji,"sahutku.

"Oh iya Yasmin, boleh aku bertanya sesuatu?" Tambahku.

"Hemmm... kenapa tidak?" Yasmin tersenyum.

"Apa kamu pernah menerima cinta dari lelaki yang tidak kamu cintai, sebab kamu mencintai laki-laki lain?" Tanyaku.

"Masyallah Nay, kamu bertanya pada orang yang salah. Saya tidak pernah ada diposisi itu," jawab Yasmin terkekeh.

"Kamu tidak punya pacar?" Tanyaku lagi.

"Tidak, dikeluarga saya kami dilarang untuk berpacaran. Saya dan kak Yusril tidak pernah berpacaran," jelas Yasmin.

"Kenapa dilarang? Bagaimana bisa kalian menemukan pasangan hidup kalau tidak pernah pacaran?" Aku menghujani Yasmin dengan banyak pertanyaan.

"Nay, jodoh kita itu sudah diatur oleh Allah SWT. Jangan cemas tentang itu, kita bisa melakukan ta'aruf untuk pendekatan bukan, jadi kita tidak perlu berpacaran." Jelas Yasmin.

"Dengan ta'aruf, kita juga akan terhindar dari fitnah dan zina." Tambah Yasmin.

"Bagaimana mungkin cinta bisa tumbuh melalui  perjodohan?" Aku  mengerutkan dahiku.

"Ta'aruf bukan perjodohan, dan kamu bisa menghentikan ta'aruf kalau kamu merasa tidak cocok atau tidak nyaman." Yasmin menggeleng-gelengkan pelan kepalanya.

Aku hanya terkekeh sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Yasmin, aku lupa ada kelas pagi ini." Ucapku.

"Oh... silahkan," jawab Yasmin enteng.

"Permisi," tuturku berlalu.

"Walaikumsallam," sahut Yasmin samar kudengar.

Aku mempercepat langkahku menuju kelas. Setibanya didepan pintu kelas, semua mahasiswa telah siap didalam dan seorang dosen sedang duduk dimejanya, sambil membenahi kacamatanya.

"Kenapa bisa terlambat, mati aku!" Gumamku menepuk jidat.

"Permisi," ucapku diambang pintu sambil mengetuk pintu.

"Nayya, darimana saja kamu? Masuklah," ujar pak dosen dari dalam kelas.

Aku pun masuk dan berjalan menunduk menuju tempat dudukku. Semua mata mengarah padaku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang