❤ DM - 35 ❤

2.6K 127 4
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Mata kau masih ori Nay, yang tidak ori korneanya saja!" Celetuk Vindy.

Kondisi Nayya terlihat sudah lebih baik. Aku memutuskan untuk pulang kerumah.

"Nayy... saya tinggal kamu bersama dengan Vindy. Saya pergi dulu, assalamualaikum." Kataku seadanya.

"Pergi kemana kau bang ucok? Masalah tagihan rumah sakit bagaimana!" Tukas Vindy.

"Tagihan sudah saya lunasi semua," jawabku.

"Ya sudah pergi saja sana, lagi pula siapa juga yang membutuhkanmu!" Gumam Nayya.

"Innii akhoofullah," ucapku seraya mengusap dada.

Aku pun berlalu, hingga aku tiba diluar rumah sakit. Aku melangkahkan kakiku menuju parkiran.

Brugh... langkahku terhenti. Orang-orang di sekitarku berteriak histeris. Aku menoleh kebelakang dan na'as. Gerald lah yang jatuh dari lantai 5.

Aku tak kuasa menahan air mata, segera aku menghampirinya dan meminta penanganan dokter untuk Gerald. Namun, seorang dokter berkata bahwa Gerald sudah tak benyawa.

Tangisku pecah ketika mendengar kenyataan itu. Komaru pun sangat terkejut melihat Gerald yang sudah tergeletak tak bernyawa, dengan kondisi kepala pecah.

Di duga, Gerald sengaja melakukan hal itu, karena putus asa untuk melanjutkan hidup. Semua dapat disimpulkan dengan permintaan maaf dan permintaannya padaku beberapa waktu lalu.

✏✏✏

Gerald telah dimakamkan sesuai dengan kepercayaannya. Ayahku masuk rumah sakit, karena stroke akibat terkejut atas meninggalnya Gerald.

Ibuku menjadi sangat murung dan tak ada lagi senyum di bibirnya. Yasmin adikku telah resign dari pekerjaannya sebagai dosen, sebab aku yang memintanya.

Aku tugaskan Yasmin untuk merawat kedua orang tua kami di rumah. Aku pun telah resign dari profesiku sebagai researcher. Saat ini aku hanya bekerja sebagai investor dan menjalankan perusahaan Ayahku.

Semua aku lakukan agar aku dapat meluangkan waktu sedikit lebih banyak daripada biasanya, untuk keluargaku.

✏✏✏

<Nayya Pov>

Hari-hariku kembali normal seperti biasanya. Aku melihat dan menjalani hariku dengan kornea mata orang lain. Masalah kecelakaanku, tetaplah menjadi rahasia dari Ayah.

Aku tidak ingin Ayahku terkejut, itu sebabnya aku memilih merahasiakannya dari Ayah. Toh, aku juga sudah baik-baik saja saat ini.

Aku tengah melipat mukenaku usai menunaikan sholat isya. 2 bulan sudah setelah insiden aku kecelakaan itu, aku tidak pernah lagi melihat Yusril dan Yasmin di kampus.

"Vin... aku tidur duluan ya," ucapku menuju tempat tidur.

"Nay... Gerald meninggal!" Ujar Vindy pelan.

"Sudah malam jangan berhalusinasi, lebih baik tidur!" Seruku santai.

"Aku tak berhalusinasi Nay, Komaru yang kasih tahu aku tadi siang." Jelas Vindy.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang