❤ DM - 14 ❤

2.7K 137 2
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Apa Nay?" Tuturku tak percaya dengan bulir air mataku yang menggenangi kedua pipiku.

"Iya Nay, prank saja itu. Tak ada kabar buruk apa-apa. Kenapa kau menagis pula? Senyumlah, prank saja itu tadi." Jelas Vindy ringan.

"Vin, aku baru saja menerima cinta Gerald. Aku pikir yang kamu bilang tadi itu benar. Amu putus asa pada keyakinan cintaku terhadap Zafran," ungkapku parau.

"Putuskan saja Gerald, dari pada  kau menjalani hubungan tanpa cinta dengan dia. Aku minta maaf soal itu Nay, aku tak sangka jadi macam ini." Ujar Vindy memegang tanganku.

"Sudahlah, semua sudah terlambat. Aku tidak mau mematahkan hati Gerald. Ini sudah jalan-Nya. Aku hanya perlu mengikuti alurnya," jelasku mencoba berpikir dewasa.

Aku mengusap air mataku dan beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan tubuhku.

✏✏✏

Hari telah berganti, aku dan Vindy sedang dihalte untuk menunggu bus menuju kampus. Kedua mataku masih sembab, akibat semalam.

"Nay, kau masih marah dengan aku?" Tanya Vindy.

"Tidak Vin, sudah jangan dibahas." Jawabku sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, sebuah bus pun berhenti dihalte tempat aku dan Vindy menunggu. Segera kami menaiki bus itu.

- Dikampus -

Aku dan Vindy berjalan melalui lorong-lorong kampus untuk menuju ruang kelas kami.

Aku menghentikan langkahku, sebab aku teringat mengenai survival challenge island. Hari ini aku harus ikut berkumpul diaula untuk membahas pembagian pulau.

"Vin, kamu duluan saja kekelas. Aku harus kumpul diaula dulu," ucapku.

"Aula? Kumpul apa Nay? Aku tak kau ajak?" Tanya Vindy.

"Survival challenge island," kataku.

"Apa! Macam mana kau bisa bergabung Nay? Kau perempuan," ujar Vindy terkejut.

Aku langsung membekap mulut Vindy.

"Sttt... nanti kalau ada yang dengar aku bisa didis," ketusku.

"Aku semalam sudah mendaftar lewat situs online. Kamu lihat saja,semua akan berjalan dengan lancar." Tambahku.

"Tapi Nay, macam mana?" Tanya Vindy penasaran.

"Sudahlah, nanti aku bisa terlambat. Kamu terima hasil saja. Jangan banyak tanya," tuturku berlalu.

✏✏✏

Aku melanjutkan langkahku menuju toilet dengan tergesa-gesa. Aku tak menyadari lantai itu licin dan aku nyaris terjatuh.

Namun, seorang lelaki lebih dulu menyambutku dengan gagahnya. Aku sangat terkejut. Kedua mata kami saling terkunci dalam beberapa detik.

"Astaghfirullahaladzim," ucap lelaki itu tersadar dari pandangan kami.

Lelaki itu langsung membantuku berdiri dan mengalihkan pandangannya.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt