❤ DM - 26 ❤

2.3K 133 2
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

Kembali aku membalikkan tubuhku ke arah Nayya dan menyambutnya yang nyaris terjatuh, karena terpeleset.

Tanpa kusadari, aku dan Nayya saling menatap. Nayya menyadarkanku dengan bangkit dari papahanku.

"Maaf," ucap Nayya singkat dan menunduk.

Aku mengalihkan pandanganku dan beranjak menaiki tangga itu lebih dulu, meninggalkan Nayya sendiri tanpa kata.

"Aww..." rintih Nayya berjalan pincang menaiki anak tangga.

Terpaksa aku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuhku.

"Ya Allah tujuan hamba untuk membantunya bukan mencari kesempatan bersentuhan dengannya. Ampuni dosa hamba, kalau bagimu ini sebuah kesalahan." Tuturku dalam hati.

"Permisi, biar saya bantu." Ucapku seadanya dan merangkulnya.

Nayya hanya diam menatapku dan aku pun tak menghiraukannya. Aku hanya fokus pada langkahku sambil menuntunya.

"Kamu mau kemana?" Tanyaku datar.

"Apa kamu menjauh dariku?" Tanya Nayya balik.

Langkahku terhenti. "Hah?" Jawabku bingung.

"Hmmm..." Nayya berdehem pelan dan menunduk.

Aku tak meresponnya dan kembali melanjutkan langkah kami. Aku tak tahu kemana tujuannya. Lalu, aku mengantarnya ke kelasnya saja.

Tak ada satu kata pun terucap dari  bibirku dan Nayya. Setibanya di kelas Nayya, aku membantunya duduk dan beranjak.

"Terima kasih," tutur Nayya samar kudengar.

✏✏✏

Hari telah gelap dan kini saatnya bulan menggantikan tugas matahari di langit, ditemani oleh ribuan bintang.

Jam telah menunjukkan pukul 23. 54. Aku baru saja selesai meeting bersama dengan Kazama dan klienku lainnya.

Mengingat hari sudah malam dan perutku pun sudah berisik, segera aku beranjak dari gedung itu untuk pulang.

Aku mengemudikan mobilku dengan santai dan di temani alunan lagu romantis religi dari tip mobilku.

Reflect aku menginjak rem ketika melewati depan rumah Nayya. Aku sungguh terkejut dan tak percaya.

"Tolong! Tolong!" Teriak Vindy di depan rumah.

Segera aku keluar dari mobilku dan menghampiri Vindy yang nampak begitu cemas.

Orang lalu-lalang membantu memadamkan api dengan alat seadanya.

"Yusril tolong kau selamatkan Nayya, dia terjebak didalam. Api semakin besar dan pemadam belum juga tiba, tidak ada yang berani masuk menyelamatkan Nayya. Aku takut sekali terja---"

Vindy menjelaskan dengan suara parau dan air mata yang terus mengalir mencemaskan Nayya. Tanpa basa-basi dan tanpa memikirkan resikonya, aku nekat menerobos api itu untuk menyelamatkan Nayya.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Where stories live. Discover now