❤ DM - 21 ❤

2.6K 132 4
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Nay, sudah selesai makannya?" Yusril datang dengan wajah cuek.

"Ehm... sudah," sahutku singkat.

"Ya sudah, ayo kita pulang. Niken kami duluan," kata  Yusril terburu-buru.

Aku pun mengikuti langkah Yusril dibelakangnya. Kami berlalu meninggalkan resto itu.

Didalam mobil, Yusril hanya diam saja hingga sang supir menghentikan mobilnya didepan rumahku.

"Pak, Yusril terima kasih..." kataku menuruni mobil Yusril.

"Iya nona," sahut sang supir.

"Hmmmm," Yusril berdehem singkat tanpa melihat kearahku.

Lantas aku berlalu memasuki rumah dan membersihkan tubuhku.

✏✏✏

Hari telah gelap dan aku telah selesai menunaikan ibadah sholat isyaku. Aku sedang melipat mukenaku dan  Vindy sedang sibuk menonton, acara televisi kesukaannya diruang tamu.

"Entah apa... yang  merasukimu, hingga kau tega mengkhianatiku... yang tulus mencintaimu. Salah apa...   diriku padamu," suara sumbang senandung lagu yang dinyanyikan Vindy sungguh memekakkan kupingku.

"Vindy... sudah malam, kecilkan suaramu." Ucapku sambil melangkahkan kakiku untuk menghampirinya.

"Aku... percaya kamu, tapi lagi-lagi kau bohongiku. Kau telah tipu aku," Vindy terus bernyanyi dengan kuping yang tersumpal headshet.

Aku menghela napas panjang melihat kelakuan Vindy. Televisi menyala dengan nol volume, camilan penuh dimeja dan selalu memenuhi mulutnya. Mata Vindy fokus kelayar  handphonenya.

Aku mematikan televisi dan ku hampiri Vindy lalu ku cabut salah satu headshet dikupingnya.

"Eh...kau ini Nay, ganggu aku saja. Kenapa televisinya kau matikan?" Gerutu Vindy sambil memasang kembali headshetnya dan berjalan menuju televisi.

"Vindy!" Teriakku kesal dengan wajah cemberut dan hentakkan kaki.

Aku menyilangkan tanganku diatas dada. Vindy mengurungkan niatnya untuk menyalakan televisi. Vindy melepas headshetnya dan menghampiriku dengan wajah kebingungan.

"Ada apa Nay?" Tanya Vindy penasaran.

"Ini semua karnamu!" Tukasku.

"Ih kenapa pula aku yang kau salahkan Nay?" Vindy duduk didepanku.

"Iya! Ini semua karenamu. Prankmu itu membuatku terikat sebuah hubungan dengan Gerald. Kamu tahu sendiri bukan, aku itu tidak mencintai Gerald," jelasku geram.

"Oh... aku kan sudah minta maaf soal itu Nay. Kau putuskan saja dia kalau kau tak cinta," jawab Vindy enteng.

"Aku pusing Vin!" Keluhku tersimpuh lemas didepan Vindy.

"Pusing kenapa Nay? Cerita saja, eh apa Gerald telah..." kata Vindy menyipitkan matanya.

"Iya dia telah merampas---"

"Kesucianmu!" Potong Vindy dengan mata terbelalak tak percaya.

Aku menatap sinis Vindy. "Kalau orang lain sedang bicara, jangan dipotong dulu." Tukasku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Where stories live. Discover now