❤ DM - 16 ❤

2.5K 132 0
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

Zafran melepas jabatan tangan kami. Dan panggilan ditunjukan pada Zafran.

"Saya duluan," kata Zafran.

"Hmmm..." sahutku berdehem.

Zafran berlalu lebih dulu dariku. Aku masih duduk sendiri menunggu giliranku.

"Hy tampan," sapa seorang waria datang dan duduk disebelahku.

"Tampan jidatmu!" Batinku.

Aku bangkit dari tempat dudukku dan hendak beranjak, namun waria itu menahan tanganku.

"Astaghfirullahaladzim, jangan sentuh tangan ana. Kita bukan mahrom," tegasku.

Waria itu tak mau melepaskan tanganku dan dari arah depan terdengar suara panggilan untukku melalui pengeras suara dari panitia.

Aku menghempas tangan waria itu agar melepaskan tanganku dan segera aku berlari menuju sumber suara.

✏✏✏

"Kamu bukannya yang tadi bertemu saya ditoilet," kata Yusril.

"Iya, benar sekali. Ana Moh. Thalib, pakai "H" bukan Moh. Talib." Ujarku sambil memainkan kumisku.

"Ril, kalian bisa berangkat sekarang." Sambung Kazama.

"Ok, baiklah. Aku pergi dulu, assalamualaikum." Sahut Yusril.

"Walaikumsallam, semoga sukses." Balas Kazama.

Aku dan Yusril berlalu menuju pelabuhan untuk sampai kepulau yang dituju.

✏✏✏

Dipelabuhan, aku dan Yusril menaiki sebuah kapal dan didalam kapal Yusril duduk santai dengan earphone dikupingnya.

Kapal perlahan mulai berlayar meninggalkan pelabuhan.

"Astaghfirullahaladzim, aku sudah mempersiapkan pakaian dan keperluanku dikoper tadi malam. Kopernya malah ketinggalan," gumamku menepuk dahi.

Yusril yang melihatku langsung melepas earphonenya dan duduk didekatku.

"Ada apa Thalib? Ada masalah?" Tanya Yusril.

"Tidak, apa kamu membawa makanan atau pakaian untuk 1 pekan disana?" Tanyaku memberatkan suara seperti seorang lelaki.

"Tidak, namanya juga survival. Nikmati saja," ucap Yusril santai.

"Oh ya ampun..." batinku mengeluh.

"2 jam lagi kita akan diturunkan dengan perahu kecil untuk sampai kepulau yang kita tuju. Kamu bisa mendayungkan?" Tanya Yusril.

"Oh dayung? Tentu saja ana ini mantan atlet buku tangkis terkenal disaudi arabia," tuturku menyakinkan.

"Bulu tangkis?" Ucap Yusril heran.

"Yah, jadi ana pasti jago mendayung. Air laut ini akan ana tangkis secepat kilat," ujarku.

"Hdeuhhh... memegang dayung saja tidak pernah, bagaimana aku bisa mendayung." Batinku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang