❤ DM - 38 ❤

2.8K 153 4
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Sudah ah Vin, dosen kita hari ini galak. Jangan sampai kita terlambat yuk," ujarku.

"Iya, iya..." jawab Vindy singkat.

✏✏✏

Jam kampusku hari ini telah selesai. Aku dan Vindy berjalan keluar meninggalkan lingkungan kampus.

Dari kejauhan, nampak Yusril sedang berjalan dengan stelan jas hitam dan kaca mata hitamnya, menuju arahku dan Vindy.

Seketika aku menjadi salah tingkah, melihat ketampanan Yusril. Tidak biasanya aku menjadi salah tingkah seperti itu.

Yusril hanya lewat di sampingku tanpa menyapa atau pun tersenyum padaku, maupun Vindy.

"Aneh," batinku menyeringai.

Vindy menyenggol sikutku dan tersenyum aneh padaku.

"Astagfirullahaladzim, zina mata Nayya zina mata..." gumamku sesekalu mengerjap mataku.

Aku kembali melanjutkan langkahku bersama dengan Vindy. Aku dan Vindy memesan taksi online dan taksi online itu lah yang mengantarkan kami, pulang ke apartement.

✏✏✏

"Tarrrra... tengok Nay aku buatkan kau makanan dan minuman untuk berbuka puasa," papar Vindy di depan meja makan.

"Kamu ini, repot-repot." Jawab Nayya sambil tersenyum.

"Terima kasih yah," tambah Nayya.

Waktu telah memasuki ba'da maghrib dan Nayya pun telah membatalkan puasanya.

Setelah berbuka, segera Nayya bersuci dan siap menunaikan ibadah sholat maghrib.

✏✏✏

Nayya membereskan mukenanya dan mengembalikan al-qur'annya di tempat semula.

"Vin... kamu sudah dapat dosen pembimbing belum?" Tanyaku dengan nada pelan, pada Vindy yang sedang mengerjakan tugas di meja belajarnya.

"Entahlah Nay, aku belum pikirkan itu." Sahut Vindy tak semangat.

"Assalamualaikum," ucap seorang pria dari balik pintu apartementku.

Suara itu tidak asing di kupingku. Sesaat aku terdiam untuk mengenali suara itu.

"Papah!" Seruku dengan senyum lebar dan menatap Vindy.

Segera aku beranjak membukakan pintu untuk Ayahku.

"Walaikumsallam," balasku mencium punggung tangan Ayahku.

"Kamu terlihat sangat cantik dengan pakaian syar'i ini nak. Papah jadi ingat mendiang Mamah kamu," tutur Ayahku.

Aku hanya diam mengulum senyum. Ayahku mengecup keningku dan mengusap ubun-ubunku. Ikhsan mencium punggung tanganku dan memelukku.

"Ayo masuk Pah," ajakku riang.

Ayahku bersama Ikhsan pun masuk dan Vindy langsung menyambut Ayahku dengan mencium punggung tangannya.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Where stories live. Discover now