❤ DM - 17 ❤

2.5K 136 4
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

<Yusril Pov>

"Dasar gadis aneh, menyusahkan saja." Gumamku sambil menggesek-gesekkan batu untuk menyalakan api.

"Yusril! Tolong aku!" Teriak Nayya dari air.

Aku menoleh kearahnya sesaat dan kembali fokus kepada apiku.

"Tukang drama..." tuturku.

Beberapa detik kemudian, aku tak mendengar suara itu lagi. Aku menoleh kearah Nayya kembali untuk kedua kalinya. Tubuhnya nyaris tenggelam, hanya sisa tangannya yang bergerak lemas minta tolong didalam air.

Segera aku berlari secepat mungkin untuk menyelamatakannya. Langkahku terhenti ketika mengingat Nayya bukanlah mahromku.

"Ya Allah, ampuni dosaku. Aku tahu Nayya bukan mahromku dan dosa bagiku jika menyentuhnya. Tapi, demi nyawanya aku harus melakukan ini." Ungkapku meminta ampun pada-Nya.

Aku masuk kedalam air dan menolong Nayya dengan menggendong tubuhnya lalu membawa ketepi.

Nayya tak sadarkan diri, aku bingung harus berbuat apa.

"Ya Allah... bagaimana ini?" Ucapku panik.

Aku melepas sepatuku dan meletakkannya diatas dada Nayya lalu melakukan sedikit penekanan agar air yang terminum olehnya dapat keluar.

Usahaku sia-sia tak ada reaksi apapun. Aku mencari daun lebar sebagai alas bagiku untuk melakukan penekanan kembali agar aku tak menyentuh Nayya secara langsung.

Namun, usaha keduaku pun nihil. Meskipun Nayya telah memuntahkan air dari mulutnya. Nayya belum juga sadarkan diri.

Aku terdiam putus asa memandangi wajah cantik Nayya dengan penyamaranya yang lucu itu. "Nayya cantik juga kalau lagi pingsan seperti ini," tuturku sambil tersenyum.

"Astaghfirullahaladzim," kataku tersadar mengusap kasar wajahku.

Aku memutar otakku 360° untuk mencari ide agar Nayya bisa tertolong. Aku mengingat sebuah cara pertolong orang tenggelam seperti yang dilakukan para aktor ditelevisi.

"Ok, ini jurus terakhir Nay. Maafkan saya," ujarku melepas kumis, jambang, dan jenggot paslu yang menempel diwajah Nayya.

"Ya Allah, untuk kesekian kalinya aku meminta ampun pada-Mu. Aku janji akan melakukan sholat taubat setelah ini. Bantulah hamba Ya Allah, selamatkan Nayya." Ujarku memohon.

Aku menutup kedua mataku dan mendekatkan bibirku kebibir Nayya.

Plakkk...
Nayya tersadar dan melayangkan sebuah tamparan keras dipipiku.

"Kamu ini kurang aja sekali yah! Cari kesempatan dalam kesempitan!" Hardik Nayya.

"Maaf, saya tidak melakukan apa-apa pada kamu," ucapku tanpa melihat kearahnya.

Aku mengusap-usap pipiku yang merah akibat tamparan Nayya dan menjauh darinya.

"Alhamdulillah Ya Allah, kau sadarkan dia tanpa aku harus melakukannya." Gumamku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt