❤ DM - 33 ❤

2.4K 125 1
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Huachimmm..." lagi-lagi aku bersin.

"Sudah pulanglah, saya tidak mau kamu sakit." Tutur Yusril tanpa melihatku.

"Kamu sendiri bagaimana? Kalau aku membawa mobilmu, lebih baik kamu antar saja aku!" Usulku.

"Maaf Nayya, bukanya tidak mau mengantar kamu. Hanya saja saya tidak ingin berduaan dengan kamu di dalam mobil sebab kita bukan mahrom," jelas Yusril.

"Kan hanya mengantar tidak melakukan apa-apa. Kamu duduk di kursimu dan aku duduk di kursiku, simple kan." Balasku.

"Memangnya kamu yakin kita aman dari rayuan setan yang akan menjerumuskan?" Tanya Yusril tegas.

Aku terdiam mencerna perkataan Yusril yang memang ada benarnya.

✏✏✏

<AuthorPov>

Jam telah menunjukkan pukul 22.25. Di tepi jalan sunyi, tepatnya di balik pohon. Gerald sedang bersembunyi seorang diri.

Tak peduli hujan, pandangannya ke sana-sini, mencari mangsa yang cocok untuk digasak uang dan benda-benda berharganya.

Gerald sangat membutuhkan uang saat ini, hingga dirinya nekat menjadi perampok tunggal demi putri kecilnya yang terbaring lemah di rumah sakit.

Jalanan nampak sangat sepi, dengan penuh kenekatan Gerald melemparkan sebuah batu yang cukup besar pada kaca depan mobil yang melintas.

Seketika mobil itu menjadi oleng dan menabrak salah satu pohon. Segera Gerald mendekati mobil itu dan mencari harta berharganya.

Gerald sungguh terkejut, bahwa korbannya itu adalah Nayya mantan kekasihnya yang masih sangat dia cintai.

Mobil yang dikemudikan Nayya mulai mengeluarkan asap. Gerald semakin panik, ditambah kondisi Nayya yang wajahnya sudah berlumuran darah.

Gerald mempapah Nayya keluar dan menjauh dari mobil itu. Gerald dibuat bingung harus meminta bantuan pada siapa?

Sebuah mobil bwm yang tidak lain adalah mobil Yusril melintas. Melihat mobil yang dipinjamkannya pada Nayya telah menabrak pohon dan mengeluarkan asap. Segera Yusril memerintahkan supirnya untuk berhenti dan menepi.

Bergegas Yusril keluar dari mobil dan menghampiri Gerald yang sedang mondar-mandir dengan memasang handphone di kupingnya.

Di samping Gerald, Nayya telah terbaring lemah tak sadarkan diri.

Seketika Yusril menjadi histeris melihat wajah Nayya yang berlumuran darah.

Tanpa kata, Yusril langsung menggendong Nayya dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.

Gerald menyusul dan mereka pun menuju ke rumah sakit dengan sangat tergesa-gesa.

Air mata Yusril tak terbendung lagi dan di hatinya tercipta sebuah penyesalan, karena telah membiarkan Nayya pulang sendirian dengan mobilnya.

Gerald tak berani berkata-kata dan bahkan untuk menatap Yusril pun Gerald tidak bernyali.

Beberapa menit kemudian, mereka pun tiba di rumah sakit. Segera Nayya di larikan keruang IGD untuk mendapatkan penanganan.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang