❤ DM - 9 ❤

3.1K 183 3
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

"Heuh! Vind, kamu tahu Nikenkan? Dia musuh bebuyutanku sejak kecil. Tukang pamer itu. Dia mengajakku dinner dan seperti biasa dia merendahkanku. Tadi aku bilang akam datang nanti malam bersama pacarku, pemilik perusahaan terbesar di Jepan ini." Jelasku mengeluh.

Tawa Vindy seketika pecah mendengar penjelasanku. Aku tak dapat berkata-kata lagi. Aku mendengus kesal seraya menutup wajahku dengan bantal.

"Kau ini ada-ada saja Nay..." ucap Vindy sambil tertawa.

"Vin, bantu aku bukan menertawakanku!" Tukasku.

"Iya-iya... tapi macam mana?" Sahut Vindy.

"Aku tidak tahu Vin, yang aku tahu saat ini harga diriku sedang dipertaruhkan dihadapan Niken." Ujarku melas.

"Ehm... macam mana kita telpon Zafran saja minta tolong dengan dia," usul Vindy.

"Jangan konyol Vin!" Ketusku.

"Gerald, macam mana? Ehm... tidak dia bertatto," tutur Vindy.

"Oh... Ucok, macam mana?" Tanya Vindy.

"Tidak, aku tidak mau dia itu lelaki jadi-jadian." Sahutku.

"Jadi-jadian macam mana pula maksud kau Nay?" Vindy heran.

Aku menceritakan apa yang aku lihat dikamar Yusril tadi siang dan kami pun kompak tertawa bersama mengingat hal itu. Cat dinding kamar Yusril dan desain-desain betemakan serba pink.

"Ah sudah, sudah. Tertawa terus, aku ini sedang pusing." Ketusku mengingat Niken.

"Ah... aku punya ide Nay, kita adakan saja audisi untuk laki-laki yang pandai akting. Nanti kita bayar dia buat dinner dengan kau," tambah Vindy.

✏✏✏

Maghrib telah berlalu, aku dan Vindy sedang berada disebuah hotel bersama dengan 20 lelaki Jepang. Kami sedang menyeleksi 20 lelaki itu untuk mendampingiku dinner malam ini.

Dari 20 lelaki itu, tak ada yang cocok. Mereka semua kelihatan payah dan menyebalkan. Aku benar-benar merasa putus asa.

Aku memutuskan untuk berlalu meninggalkan Vindy dan lelaki-lelaki payah itu.

Aku berjalan menyusuri tepi jalan seorang diri. Tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti didekatku. Seorang lelaki turun dari mobil dan mendekatiku.

"Mau kemana?" Tanya lelaki itu.

"Yusril," kataku terkejut melihat kearahnya.

Aku menatap Yusril dengan mata yang berkaca-kaca dan aku berlutut sambil menangis didepannya. Yusril nampak begitu kebingungan melihat sikap anehku.

"Hey... ada apa Nay? Bangunlah, kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Yusril.

"Bantu aku, jadilah pacar bayaranku malam ini saja. Aku ada janji dengan Niken temanku akan datang ke dinnernya bersama dengan pacarku," rengekku.

"Datanglah dengan pacarmu. Mengapa harus aku menjadi pacar bayaranmu?" Celetuk Yusril.

"Kalau aku bilang, aku tidak punya pacar. Dia pasti akan mengejekku," batinku.

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang